SALAM PAPUA (TIMIKA) - Sekelompok massa dari 3 marga besar Suku Amungme menggelar aksi demo damai di Kantor YPMAK Jalan Yos Sudarso, Mimika, Papua Tengah, Selasa (9/7/2024). Demo damai ini meminta agar 3 marga besar suku Amungme, yaitu Jangkup, Janampa, dan Omaleng diloloskan dalam seleksi Kepengurusan YPMAK priode 2024-2029 yang saat ini sementara berlangsung.

Pada aksinya mereka membawa poster yang bertuliskan "Kami Marga Janampa, Omaleng, dan Jangkup meminta Tim YPMAK dari PT Freeport, adil melihat posisi pengurus YPMAK 2024. Karena kami dampak permanen eksplorasi Freeport".

Koordinator Aksi Demo, Lewi Omaleng mengatakan, sejak adanya mitra LPMAK dan YPMAK, 3 marga besar yang terkena dampak langsung dari operasi PT. Freeport, yaitu Omaleng, Jangkup dan Janampa tidak pernah terlibat dalam organisasi.

"Dari hal tersebut, 3 marga besar ini menuntut hak sulung kami, agar mendapatkan posisi yang baik dan layak di YPMAK," ujarnya.

Permintaan dalam aksi demo tersebut meminta untuk meloloskan semua tahapan seleksi Pengurus YPMAK tahun 2024, atas nama Jeminus Omaleng, Nathan Janampa, dan Jhoni Jangkup, yang telah didaftarkan sebagai peserta seleksi Pengurus YPMAK tahun 2024. Pasalnya, mereka bertiga merupakan utusan yang berasal dari perwakilan 3 marga yang mendapatkan dampak langsung.

"Kami 3 marga adalah korban permanen eksplorasi dan eksploitasi PT. Freeport

Indonesia. Jika point di atas tidak dijawab dalam waktu 1 Bulan (terhitung tanggal 9 Juli 2024 -5 Agustus 2024), kami akan memobilisasi masa yang lebih melibatkan semua elemen masyarakat dari semua pemangku," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Keuangan YPMAK, Edison Wanggai yang menerima aspirasi massa mengatakan, situasi saat ini pimpinan tidak ada di tempat, karena mengikuti proses seleksi. Sehingga dirinya mewakili YPMAK menerima aspirasi 3 marga yang melakukan aksi damai.

"Tuntutan mereka agar wakil mereka ada di dalam kepengurusan YPMAK, aspirasi ini hanya bisa saya terima. Dan selanjutnya akan saya sampaikan kepada pengurus untuk ditindaklanjuti," pungkasnya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi