SALAM PAPUA (TIMIKA) - Pedagang pakaian bekas atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cakar Bongkar di Pasar Sentral Timika, Kabupaten Mimika, mengeluhkan sepinya pembeli.

Nano, yang merupakan pedagang Cakar bongkar di Pasar Sentral menyebutkan, sekitar tahun 2020-2021 ia berjualan di bagian gerbang keluar pasar, kemudian dipindahkan ke bagian depan pasar, selanjutnya dipindahkan lagi ke bagian dalam pasar yang dikelola Pemkab Mimika tersebut.

Saat berjualan di dekat gerbang keluar pasar, jualan cakar bongkar sangat ramai pembeli, sehingga ia bisa meraup keuntungan hingga Rp 5.000.000 perhari. Demikian juga halnya saat berjualan di bagian depan pasar sentral. Namun sejak dipindahkan ke dalam pasar, penghasilannya sangat menurun.

"Yang  penghasilannya bagus itu saat jual di dekat gerbang keluar. Begitu juga saat pindah ke bagian depan pasar, tapi selama masuk ke dalam pasar ini sangat sulit, dalam satu hari tidak bisa capai Rp 1.000.000. Saya sudah hampir sepuluh kali pindah tempat," ujarnya kepada salampapua.com, Kamis (12/9/2024).

Dia mengaku, pakaian cakar bongkar yang dijualnya didatangkan dari Jakarta dan Bandung dengan kualitas yang sangat bagus.

Meski sepi pembeli, Nano mengaku sangat bersyukur karena untuk sementara Pemkab Mimika belum menarikan retribusi pasar. Berbeda saat berjualan di depan pasar sentral, ia selalu membayar retribusi.

"Mungkin Pemerintah berpikir kami ini selalu dipindahkan, jadi penghasilan kami juga belum stabil," kata ayah empat orang anak yang terkadang menjadi pengemudi ojek ini.

Penulis: Acik

Editor: Jimmy