SALAM PAPUA (TIMIKA) - Kepala Kantor Wilayah Papua Kementerian Hukum dan HAM, Anthonius Matius Ayorbaba, SH MSi menyatakan tujuan didirikannya Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) ialah untuk membuat atau menjadikan warga binaan (WB) menjadi manusia yang mandiri, produktif, berakhlak baik dan menyadari perbuatannya untuk kepentingan diri sendiri, keluarga dan masyarakat umumnya.

Hal ini disampaikan Anthonius saat hadir dalam acara serah terima jabatan Kalapas Kelas II B Timika, Sabtu (31/8/2024). Anthonius mengingatkan, bahwa sebagai Kalapas dan pegawai Lapas haruslah bekerja dengan tulus, karena ketika menjalani suatu jabatan dengan tulus dan menggunakan hati nurani, maka Tuhan akan melihatnya dan diberkati.

"Kalapas dan pegawainya merupakan representasi dari seluruh WB untuk menceritakan kebaikan Tuhan dalam melakukan pembinaan bagi WB di Lapas. Untuk itu, saya menitip pesan agar pegawai Lapas Timika terus berinovasi agar memberi hak positif bagi seluruh WB," ujarnya.

Keberhasilan Lapas ditentukan oleh 3 pilar, yaitu petugas, warga binaan (WB), dan masyarakat yang di dalamnya adalah unsur pemerintah daerah, swasta, dan lembaga lainnya. Keberhasilan di Lapas tidak mungkin berhasil, kalau hanya dilakukan oleh petugas Lapas saja tanpa bersinergi bersama pihak lain.

"Jadi itulah alasan kenapa kami dari Kakanwil mengirim tiga orang Plt ke Lapas Timika, supaya membuka semua sumbatan yang selama ini tersumbat di Lapas Timika. Puji Tuhan saat ini WB mengakui kehadiran tiga Plt, yang kami utus sudah bisa membuka semua yang menyumbat itu," katanya.

Anthonius mengingatkan, bahwa segala sesuatu yang baik harus dimulai dengan niat yang baik dan ketulusan, tanpa berpura-pura dengan mencari sesuatu yang menguntungkan diri sendiri.

"Saya terima kasih kepada tiga Plt yang kami utus dan selama kurang lebih bertugas melakukan pembenahan di Lapas Timika, ternyata hasilnya luar biasa," jelasnya.

Hal ini tentunya menjadi acuan bagi Kalapas Timika yang baru bersama seluruh stafnya. Itu semua tentunya bisa terwujud, dengan mengikuti aturan dan bekerja dengan saling bersinergi untuk memberikan pelayanan yang baik bagi seluruh WB.

Lebih lanjut ditegaskan, bahwa untuk merubah pandangan buruk masyarakat terhadap WB Lapas, maka sebagai Kalapas dan pegawainya harus bekerja bersama-sama dengan gencar melaksanakan kegiatan pembinaan.

"Contohnya saja yang ikut membangun Ramayana di Jayapura itu adalah WB, karena memang para WB ini dibina untuk bisa berpenghasilan dalam menghidupkan diri sendiri, bahkan untuk mengirim kepada istri dan anaknya. Itu karena memang pemberdayaannya sangat bagus," pesnnya.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi