SALAM PAPUA (TIMIKA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kabupaten Mimika, akan lanjutkan monitoring stok Bahan Bakar Minyak
(BBM) di setiap SPBU di Timika. Hal ini diungkapkan Ketua DPRD Sementara, Iwan
Anwar usai melakukan rapat internal bersama anggota DPRD, di ruang Serbaguna
DPRD Mimika, Senin (23/12/2024).
Iwan Anwar menjelaskan, usai membagi tiga kelompok dewan
untuk melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) beberapa waktu lalu, tiga kelompok
tersebut menjalankan Kunker di tempat berbeda.
Di mana, kelompok pertama melakukan Kunker ke Polres Mimika,
kelompok kedua melakukan Kunker ke pasar untuk melihat stok bahan pokok, dan
ketiga melakukan Kunker di Depo Jober Pelabuhan Poumako untuk memastikan stok
BBM.
“Jadi kita sudah pantau situasi Kamtibmas di Mimika, dan
Polres telah menjelaskan situasi aman dan kondusif. Untuk kejadian pembunuhan
beberapa waktu lalu, Kapolres sudah laporkan bahwa kejadian tersebut tidak
saling berkaitan, bukan pembunuhan berantai dan saat ini sedang diselidiki,”
ujarnya.
Lanjut Iwan mengatakan, Dewan akan berfokus pada monitoring
BBM di Mimika. Pasalnya usai laporan Kunker di Depo Jober Pelabuhan Poumako,
yang ia terima bahwa stok BBM di Mimika cukup hingga akhir tahun bahkan masih
cukup hingga awal tahun. Namun kondisi yang dilihat di setiap SPBU, bahwa masih
banyak antrean yang panjang untuk pembelian BBM Pertalite.
“Kami berdiskusi tadi karena di SPBU ini masih banyak yang
antri jadi kita akan lanjutkan monitoring BBM di setiap SPBU, kenapa masih
banyak antrean? Apakah ada oknum-oknum yang menimbun, ini akan kami telusuri,”
jelasnya.
Bahkan kata Iwan, Dewan juga akan melakukan evaluasi bersama
Disperindag Mimika sebagai pemantau BBM di Mimika. Iwan menambahkan, terkait
stok bahan pangan di Mimika aman, hal tersebut diketahui usai dewan melakukan
Kunker ke Pasar Sentral. Namun yang menjadi sorotan Dewan yaitu pembagian
bantuan, yang dilakukan PT Pos Indonesia yang dianggap tidak efektif dan
merugikan masyarakat.
“Stok bahan pokok aman, bahkan saat Kunker ditemukan adanya
penurunan harga dari beberapa komoditi. Contohnya daging babi yang tadi Rp 250
ribu perkilo sudah turun hingga Rp 100 ribu. Dan selanjutnya terkait bantuan,
kami akan lakukan evaluasi bersama PT Pos,” pungkasnya.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi