SALAM PAPUA (TIMIKA) - Sejumlah masyarakat yang mengatasnamakan Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa) dan Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko), melakukan pemalangan pada gerbang masuk SMP Negeri 11, di Jalan Pendidikan, Kelurahan Otomona sekira pukul 08.00 WIT, Senin (16/12/2024).

Ketua Lemasa, Karel Kum menyampaikan, bahwa aksi pemalangan gerbang sekolah tersebut juga dihadiri Ketua Lemasko, Sony Fredy Atiamona. Pemalangan sebagai bentuk menuntut kejelasan status lahan dan asrama khusus Amungme dan Kamoro yang saat ini sudah hilang.

"Tadi kami sama-sama dengan Ketua Lemasko, Sony Fredy Atiamona, tapi beliau sudah pergi. Kami pertanyakan status tanah dan keberadaan asrama Amungme dan Kamoro yang dulu ada di dalam komplek SMPN 11," kata Karel.

Lemasa dan Lemasko sambungnya, tahu lahan tersebut satu dalam wilayah SMPN 2, yang jalan pemerintahan Fak-Fak di dalamnya, dibangun asrama khusus bagi anak-anak dua suku asli.

Sebelum aksi pemalangan menurut Karel, pihaknya telah melapor ke Pemkab Mimika, sekaligus koordinasi meminta kejelasan status lahan. Namun, Pj Bupati dan jajarannya, serta Dinas terkait tidak memberi kejelasan, sehingga harus membuat aksi pemalangan.

"Kami butuh kejelasan lahan itu dan kepastian asrama itu. Saya juga termasuk salah satu anak Amungme yang dulu ada dalam asrama itu," ujarnya.

Pemalangan tersebut akan dibuka kembali setelah ada kepastian dari Pemkab Mimika dan pihak SMPN 11.

"Kami tidak akan buka palang sebelum adanya kejelasan lahan dan asrama itu," tutupnya.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi