SALAM PAPUA (TIMIKA) – Pemerintah Kabupaten Mimika
memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 dengan menggelar apel bersama
dan aksi bersih lingkungan di halaman Gedung Eme Neme Yauware, Kamis
(5/6/2025). Peringatan tahun ini mengusung tema global “Hentikan Polusi Plastik”.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Mimika,
Emanuel Kemong, Director & EVP Sustainable Development PT Freeport
Indonesia (PTFI) Claus Wamafma, jajaran Forkopimda, dan sejumlah tokoh
masyarakat.
Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong, dalam kesempatan
tersebut membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Ia
menegaskan bahwa peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan panggilan
moral dan momentum kesadaran kolektif akan krisis sampah plastik.
“Tema tahun ini bukan hanya slogan, tapi bukti tanggung
jawab bersama,” ujar Wabup Emanuel.
Data nasional menunjukkan bahwa total timbunan sampah di
Indonesia mencapai 56,6 juta ton per tahun, dengan sekitar 10,8 juta ton atau
20 persen berupa sampah plastik. Ironisnya, hanya 30 persen dari total sampah
tersebut yang dikelola secara layak, sementara sisanya mencemari lingkungan.
“Jika tidak ada upaya luar biasa, maka pada 2028 seluruh
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Indonesia diperkirakan akan penuh dan tak
mampu lagi menampung sampah,” tegasnya.
Menteri juga menyerukan kepada seluruh kepala daerah untuk
segera membuat Peraturan Daerah (Perda) terkait pelarangan penggunaan plastik
sekali pakai, membangun bank sampah, serta fasilitas daur ulang di tingkat
lokal.
“Kantor pemerintah, rumah ibadah, pasar, dan sekolah harus
dijadikan ruang edukasi hidup tanpa sampah,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Claus Wamafma dari PTFI
menegaskan bahwa polusi plastik adalah masalah global yang membutuhkan respons
serius. Ia menyampaikan bahwa sejak delapan tahun terakhir, PTFI telah berhenti
menggunakan botol plastik di lingkungan kerja.
“Sebagai gantinya, kami menyediakan fasilitas air minum
langsung dengan sistem sapu air. Langkah ini telah mengurangi ratusan ribu
limbah botol plastik di wilayah operasional kami,” ujar Claus.
Menurutnya, tantangan besar seperti ini hanya bisa diatasi
melalui kolaborasi dan edukasi bersama semua pihak. Ia mengajak seluruh elemen
masyarakat dan institusi untuk ikut serta dalam gerakan mengakhiri polusi
plastik.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi