SALAM PAPUA (TIMIKA)– Komisi III DPRK Mimika menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Pariwisata, Pemuda, Kebudayaan dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Mimika, Selasa (3/6/2025), bertempat di ruang rapat Komisi III. Salah satu agenda utama yang dibahas adalah rencana pembangunan destinasi wisata Mangrove di Mimika.

Dalam pertemuan ini, Disparbudpora mengungkapkan bahwa pembangunan wisata Mangrove secara menyeluruh membutuhkan total anggaran sebesar Rp 27 miliar. Anggaran ini mencakup fasilitas dermaga apung untuk memungkinkan pengunjung menikmati kawasan mangrove dengan menggunakan perahu.

“Konsep pembangunan wisata Mangrove ini cukup kompleks. Untuk diselesaikan secara utuh, termasuk pembangunan dermaga apung, diperlukan anggaran Rp 27 miliar. Namun, jika anggaran hanya difokuskan pada proyek ini saja, maka program lain bisa saja tidak terakomodir,” ujar perwakilan dari Disparbudpora.

Disampaikan pula bahwa pembangunan wisata Mangrove telah berjalan secara bertahap sejak 2019. Untuk tahun 2025, anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 4 miliar digunakan untuk penimbunan halaman (karena rawan banjir saat pasang naik), pembangunan pagar pengaman baru, dan rumah penjaga. Sebelumnya, pagar lama dilaporkan telah hilang dicuri oleh oknum masyarakat.

Ketua Komisi III DPRK Mimika, Herman Gafur, menegaskan pentingnya transparansi dan kebermanfaatan dari penggunaan anggaran besar tersebut.

“Kalau kita dorong pembangunan wisata Mangrove dengan anggaran sebesar ini, maka harus ada target yang jelas dan terukur. Jangan sampai hasilnya tidak maksimal atau tidak berdampak signifikan bagi masyarakat dan daerah,” tegas Herman.

Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan yang profesional pasca pembangunan. Menurutnya, pemerintah daerah perlu menyiapkan Perusahaan Daerah (Perusda) yang khusus menangani pengelolaan objek wisata, termasuk wisata budaya dan alam seperti Mangrove.

“Kalau nanti wisata Mangrove ini sudah jadi, harus ada badan pengelola yang profesional. Kita dorong melalui pembentukan Perusda, tapi Perusda ini harus diisi oleh orang-orang yang benar-benar punya kompetensi di bidang pariwisata,” tambah Herman.

Pembangunan wisata Mangrove diharapkan tidak hanya menjadi ikon baru pariwisata di Mimika, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal serta memperkuat konservasi kawasan pesisir.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi