SALAM PAPUA (TIMIKA)- Patah tulang terjadi ketika salah satu
tulang atau lebih retak atau pecah menjadi beberapa bagian. Hal ini bisa
terjadi akibat cedera olahraga, kecelakaan, atau tindak kekerasan. Untuk
mencegah kondisi patah tulang makin parah, pertolongan pertama perlu dilakukan.
Patah tulang biasanya tidak mengancam nyawa, tetapi
membutuhkan perawatan medis segera dan penanganan awal yang benar agar
kondisinya tidak makin parah.
Oleh karena itu, penting untuk memahami cara memberikan
pertolongan pertama pada korban patah tulang agar Anda tahu tindakan apa saja
yang perlu dilakukan dan jangan dilakukan.
Ciri-Ciri Patah Tulang
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai langkah pertolongan
pertama pada kondisi patah tulang, mari kenali lebih dulu ciri-ciri tulang yang
patah. Berikut ini adalah ciri-cirinya: Rasa sakit di area cedera dan makin
memburuk saat digerakkan, area yang cedera tampak kebiruan, bengkak, atau
berubah bentuk, mati rasa di area yang cedera, tulang tampak menembus kulit, perdarahan
hebat di lokasi cedera.
Cara Memberikan Pertolongan Pertama pada Patah Tulang
Ketika ada orang di sekitar Anda dicurigai mengalami patah
tulang, janganlah menggerakkan atau memindahkan orang tersebut ke tempat lain,
kecuali untuk menghindari cedera lebih lanjut.
Sambil menunggu bantuan medis datang, Anda dapat
menghentikan perdarahan dengan memberikan tekanan pada luka menggunakan perban
steril, kain bersih, atau pakaian bersih.
Jika bantuan medis belum datang dan Anda sudah pernah
mendapatkan pelatihan khusus untuk bidai atau penyangga, pasanglah bidai ke
lokasi tulang yang patah, baik di area bawah atau di atasnya. Ingat, jangan
coba untuk mengembalikan atau mendorong tulang yang mencuat ke posisi
menyanyikan lagu itu.
Berikut ini adalah cara melakukan pembidaian sebagai
pertolongan pertama pada korban patah tulang: pakaian yang menangkap area tubuh
yang dicurigai mengalami patah tulang. Jika tidak bisa dilepas, gunting pakaian
tanpa jarak bagian tubuh yang patah. Rekatkan area patah tulang dengan kayu,
penggaris, atau tongkat sebagai bidai. Bila tidak ada perban gulung, Anda bisa
membebat dengan kertas koran atau sepotong pakaian.
Setelah pembidaian dilakukan, kompres bagian yang patah dengan es batu untuk
mengurangi pembengkakan dan meredakan rasa sakit. Namun, jangan berikan kompres
es langsung ke kulit. Bungkus es dengan handuk atau kain terlebih dahulu.
Waspadai Patah Tulang yang Mengancam Nyawa
Jika Anda mencurigai seseorang mengalami patah tulang dan ia
tidak bernapas, tidak sadar, atau keduanya, segera hubungi rumah sakit terdekat
untuk bantuan medis dan berikan pertolongan dengan melakukan resusitasi jantung
paru atau CPR.
Anda juga harus segera menghubungi tim medis jika menemukan
kondisi berikut ini:
Patah tulang terjadi di kepala, leher, atau punggung
Patah tulang di lokasi ini dapat menyebabkan cedera saraf
tulang belakang. Untuk membantu korban patah tulang di area ini, Anda lebih
disarankan untuk menjaga orang tersebut agar tidak bergerak dan tetap diam pada
posisinya.
Selanjutnya, tempatkan kain tebal yang sudah digulung di
kedua sisi lehernya agar leher tidak mengalami perubahan hingga pertolongan
medis yang akan datang.
Ada bagian patahan tulang yang telah menembus kulit
Jika bagian tulang yang patah terlihat sampai menembus ke
kulit, diperlukan tindakan medis segera untuk mencegah luka terinfeksi. Tim
medis akan membersihkan luka dan jaringan yang terkontaminasi (debridement),
lalu melakukan pencucian luka (lavage).
Cedera disertai perdarahan berat
Perdarahan berat dapat menyebabkan pasien syok hingga
meninggal. Bila memiliki alat bebat kencang (tourniquet), Anda dapat
memasangnya 5 cm di atas lokasi perdarahan. Setelah itu, kencangkan bebat
hingga perdarahan berhenti sambil menunggu bantuan medis datang.
Setelah tim medis datang, orang yang mengalami patah tulang
akan langsung dibawa ke IGD agar kondisinya stabil. Bila sudah stabil, dokter
akan melakukan foto Rontgen di lokasi yang dicurigai mengalami patah tulang.
Selanjutnya, dokter akan menentukan langkah penanganan yang
tepat guna mencegah kerusakan lebih lanjut di jaringan sekitarnya. (Alodokter)
Editor: Sianturi