SALAM PAPUA (TIMIKA) – Gereja Kemah Injil (GKI) Kingmi Jemaat Maranatha, Klasis Mimika, merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 tahun pada Rabu (9/7/2025) dengan penuh suka cita dan semangat pembaruan.

Mengusung tema besar “Berubah untuk Menjadi Kuat”, perayaan ini menjadi refleksi perjalanan rohani dan sosial jemaat dalam melayani masyarakat Mimika yang terus berkembang.

Subtema perayaan, yaitu “Melalui Pelayanan Yubileum 50 Tahun Jemaat Maranatha Ini, Memberi Semangat Baru Untuk Bersatu, Bertumbuh, Berakar dan Berbuah Dalam Iman Kepada Kristus Menuju Kemandirian Jemaat” (Yohanes 15:1–8), menggarisbawahi harapan akan pertumbuhan iman dan kemandirian gereja.

Ibadah syukur dipimpin oleh Pdt. David Onawame. Dalam khotbahnya, ia menekankan bahwa kehadiran Yesus Kristus di dunia adalah bentuk kasih Allah bagi umat manusia agar memperoleh keselamatan.

“Tidak sembarang manusia bisa masuk ke dalam kerajaan Surga. Maka Allah menghadirkan Yesus sebagai penyelamat. Selama 50 tahun, Jemaat Maranatha telah setia memberitakan Injil dari kampung ke kampung,” ujar Pdt. David.

Ia mengutip Injil Yohanes 15:7, “Kamu tinggal dalam Aku, maka kamu akan mendapatkan harapan dan perubahan,” sebagai pengingat bahwa hanya Kristus yang dapat membawa perubahan dan berkat sejati.

“Pegang Injil kuat-kuat, supaya orang Mee bisa menjadi pejabat, hamba Tuhan, dan orang-orang sukses. Semua karena Injil,” lanjutnya.

GKI Kingmi Jemaat Maranatha pertama kali didirikan pada tahun 1975 di Tembagapura, kemudian berpindah ke dataran rendah di Kwamki Narama pada tahun 1986.

Pada tahun 2010, jemaat mendapat lokasi baru untuk pembangunan gereja di Jalan Kesehatan, Kelurahan Timika Indah, Distrik Mimika Baru, Papua Tengah. Pembangunan tersebut diresmikan dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2012.

Momentum 50 tahun ini tidak hanya menjadi ajang mengenang sejarah pelayanan, tetapi juga menjadi titik awal untuk terus melangkah lebih jauh dalam kasih kepada Tuhan, sesama manusia, dan tanggung jawab atas ciptaan-Nya.

Perayaan ini juga ditandai dengan kebersamaan seluruh jemaat dan pelayan gereja dalam ibadah dan sukacita bersama, yang diakhiri dengan sesi foto bersama para pendeta.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi