SALAM PAPUA (TIMIKA)- Daging ular bagus untuk kulit sering
dianggap sebagai rahasia kecantikan alami, terutama dalam pengobatan
tradisional. Banyak yang percaya konsumsi daging atau minyak ular dapat memberi
manfaat untuk kesehatan kulit. Namun, apakah klaim ini sudah terbukti secara
medis dan aman dilakukan?
Daging ular bagus untuk kulit memang sering menjadi topik
pembicaraan di beberapa komunitas penggemar obat tradisional, meski masih
jarang dikonsumsi masyarakat Indonesia secara umum. Daging ular, seperti ular
sanca atau kobra, dipercaya mengandung protein dan lemak tak jenuh yang
disebut-sebut dapat memberi manfaat bagi kesehatan kulit.
Namun, sebelum Anda memutuskan untuk mencoba atau
menggunakan produk berbahan dasar daging ular demi kulit sehat, penting untuk
memahami fakta ilmiah dan juga risiko kesehatan yang dapat terjadi.
Daging Ular untuk Kulit dan Fakta Medisnya
Meskipun ada banyak klaim bahwa daging ular bagus untuk
kulit, sebaiknya Anda mengetahui fakta ilmiah di baliknya. Berikut ini beberapa
manfaat yang sering disebutkan beserta penjelasan medisnya:
1. Kaya kandungan protein
Daging ular memang mengandung protein yang tinggi, dan
protein diperlukan tubuh untuk membentuk serta memperbaiki jaringan, termasuk
sel kulit. Namun, manfaat regenerasi kulit dari protein ini tidak lebih
istimewa dibandingkan protein dari sumber lain seperti daging ayam, ikan, atau
kacang-kacangan yang lebih mudah didapat dan aman.
2. Mengandung lemak tak jenuh
Lemak tak jenuh dalam daging ular dipercaya membantu menjaga
kelembapan dan elastisitas kulit. Lemak baik memang penting untuk kulit, tetapi
hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan lemak dari daging ular
lebih efektif dibanding lemak sehat dari minyak zaitun, ikan, atau alpukat.
3. Diyakini mempercepat penyembuhan luka
Dalam pengobatan tradisional, daging ular sering disebut
dapat mempercepat proses penyembuhan luka pada kulit. Namun, klaim ini belum
didukung penelitian medis yang kuat. Efek penyembuhan luka hanya berdasarkan
kepercayaan turun-temurun dan belum terbukti secara ilmiah pada manusia.
4. Minyak ular untuk perawatan kulit
Minyak ular kadang digunakan secara oles untuk membantu
mengatasi kulit kering atau bersisik. Namun, belum ada bukti ilmiah yang cukup
mendukung efektivitas minyak ular sebagai pelembap atau obat kulit. Selain itu,
penggunaan minyak ular pada kulit juga bisa meningkatkan risiko iritasi atau
alergi, terutama pada kulit sensitif.
Jadi, walaupun banyak yang percaya daging ular bagus untuk
kulit, hingga sekarang belum ada bukti medis yang menunjukkan keunggulannya
dibandingkan sumber protein dan lemak sehat lain yang sudah terbukti aman.
Risiko Mengonsumsi Daging Ular untuk Kulit
Selain karena manfaat medisnya yang belum terbukti,
mengonsumsi daging ular juga memiliki beberapa risiko kesehatan, seperti
berikut:
Berisiko terpapar bakteri, parasit, atau virus yang dapat
memicu penyakit. Memasak mungkin mengurangi sebagian risiko tersebut, tetapi
tidak menjamin sepenuhnya aman, terutama jika penanganannya tidak higienis.
Dapat memicu reaksi alergi pada sebagian orang, seperti
gatal-gatal, mual, diare, atau gangguan pencernaan lainnya. Belum terbukti aman
bagi ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, atau penderita penyakit tertentu,
karena hingga kini tidak ada anjuran resmi yang merekomendasikannya.
Berpotensi menyebabkan iritasi atau alergi jika minyak ular
digunakan langsung pada kulit, terutama pada kulit sensitif. Mengingat berbagai
risiko kesehatan serta belum adanya bukti ilmiah yang mendukung klaim daging
ular bagus untuk kulit, sebaiknya Anda lebih berhati-hati dalam mengonsumsinya.
Untuk mendapatkan kulit yang sehat dan cerah, fokuslah pada
langkah-langkah yang terbukti aman, seperti mengonsumsi makanan bergizi
seimbang, memenuhi kebutuhan cairan harian, menjaga kebersihan kulit, dan
menggunakan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan.
Jika Anda membutuhkan solusi praktis atau informasi yang
lebih akurat terkait masalah kulit, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan
dokter. (Alodokter)
Editor: Sianturi