SALAM PAPUA (TIMIKA) – Board Waanal Brothers Football Club (WBFC), Coach Rochy Putiray, mengungkapkan rasa bangganya atas bergabungnya empat pemain muda asal Timika ke Akademi WBFC Timika yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat.

Keempat pemain tersebut adalah Don Fransiskus Magal, Dianus Tsugomol, Jopian Aim, dan Yohanis Yerisitouw. Kehadiran mereka dinilai sebagai perwujudan mimpi WBFC untuk membina dan mengembangkan bakat anak-anak asli Suku Amungme.

“Saya sebagai coach di WBFC tentu sangat bangga dan senang melihat anak-anak asli Amungme yang bergabung. Mereka adalah anak-anak dari kampung, tempat lahirnya WBFC,” ujar Coach Rochy saat dihubungi Salampapua.com via telepon, Selasa (5/8/2025).

Bergabungnya keempat pemain ini menambah daftar anak Amungme di WBFC, setelah sebelumnya ada Lorenzo Komangal alias Onco. Coach Rochy berharap beberapa tahun ke depan mereka dapat menjadi bagian dari tim WBFC di Liga 2 dan mampu menarik perhatian masyarakat Mimika terhadap dunia sepak bola.

“Sebagai talent scouting, saya melihat potensi besar dari keempat anak ini. Mereka bisa mencuri perhatian dunia sepak bola di Timika,” tambahnya.

Tak hanya dari Timika, WBFC yang didirikan oleh Four Brothers ini juga merekrut dua pemain asal Nabire dan empat lainnya, sehingga kini tercatat sebanyak 10 anak Papua yang bergabung dalam akademi WBFC.

Para pemain asal Papua ini diproyeksikan memperkuat WBFC U-16 yang akan tampil di Piala Soeratin. Meskipun mungkin hanya satu atau dua yang diturunkan pada pertandingan awal, Coach Rochy memastikan bahwa seluruh pemain telah memiliki teknik dan skill yang bisa diandalkan.

“Dalam Tim WBFC yang di persiapkan untuk Liga 3 Nusantara musim 2025 saat ini, hampir 80 persen pemain adalah anak Papua. Ini menjadi kebanggaan tersendiri,” ungkapnya.

Menurutnya, pembinaan yang dilakukan manajemen WBFC tidak hanya fokus pada kemampuan sepak bola, tetapi juga pada pembentukan karakter, mental, iman, dan kedisiplinan pemain.

“Itu adalah hal paling mahal yang harus dimiliki oleh setiap pesepak bola,” tegasnya.

Coach Rochy menekankan bahwa kehadiran WBFC bukan untuk menjadi pesaing klub-klub sepak bola lain di Papua, melainkan sebagai mitra untuk berkolaborasi. Ia berharap kolaborasi antarklub dapat menjadi wadah yang membawa lebih banyak anak Papua tampil di kancah nasional.

“Semakin banyak klub sepak bola di Papua, maka lima sampai sepuluh tahun ke depan WBFC dan klub lainnya bisa menyelamatkan generasi muda Papua lewat sepak bola. Jika semua klub saling mendukung, akan lebih banyak anak Papua yang punya masa depan,” pungkasnya.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi