SALAM PAPUA (TIMIKA) – Natanael Matius Atanay tak pernah
menyangka dirinya bisa meraih gelar The Best Player pada Piala Soeratin U17
Jawa Barat 2025. Prestasi itu ia capai setelah bergabung dengan Akademi Waanal
Brothers Football Club (WBFC) yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat.
Anak sulung pasangan Rudi Atanay dan Juliana Theresia
Rumkorem ini baru sekitar empat bulan memperkuat Akademi WBFC. Ia direkrut
setelah mengikuti seleksi pada Turnamen WBFC Timika Cup 2025 di Timika, oleh klub
yang didirikan Titus Natkime bersama Four Brothers (Ray, Joe, Jason, dan Randy
Manurung).
“Saya sangat senang bisa bergabung di Akademi WBFC. Banyak
ilmu yang saya dapat, mulai dari teknik sepak bola, perbedaan budaya, hingga
pengalaman melihat kota besar seperti Bandung,” ujar Natanael, yang kini
menempuh pendidikan di SMA Negeri 4 Bandung.
Menurutnya, gaya bermain dirinya selama berada di Papua
berbeda dengan di Akademi WBFC. Di samping dididik berdisiplin dalam segala hal
dan diajarkan berbagai macam ilmu, dirinya juga menerima banyak nasehat dari para
pelatih dan manajemen akademi.
“Kalau di Papua, biasanya pemain terlalu lama menggiring
bola sebelum mengoper. Di WBFC, kami dilatih agar cepat mengoper, pergerakan
kaki jadi lebih lincah, komunikasi lebih baik, dan selalu disiplin mendengar
instruksi pelatih,” jelasnya.
Natanael, yang lahir di Nabire pada 29 Februari 2008 dan
berulang tahun 4 tahun sekali, berlatih rutin setiap pagi dan sore dari Senin
hingga Kamis, ditambah uji coba setiap Jumat. Sabtu, ia tetap fokus sekolah.
Adaptasi awal tak mudah, terutama karena cuaca dingin Bandung, tetapi ia mampu
melewatinya.
“Yang paling penting adalah selalu serahkan diri kepada
Tuhan. Semua ini karena kuasa Tuhan,” ungkapnya.
Kepercayaan pelatih menurunkannya sebagai striker utama
berbuah manis. Natanael sukses mencetak 9 gol sepanjang turnamen, hanya terpaut
satu gol dari top scorer asal Persib Bandung. Tak hanya membawa WBFC menjadi
juara, ia juga dinobatkan sebagai The Best Player Piala Soeratin U17 Jawa
Barat.
“Rasanya seperti mimpi, apalagi saya anak Papua yang bisa
meraih ini di luar daerah. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan,” katanya penuh
haru.
Kabar gembira itu segera ia sampaikan kepada keluarga di
Nabire. “Mama langsung menangis bersyukur kepada Tuhan Yesus. Semua ini bukan
karena kuat saya, tapi karena pertolongan Tuhan, kerja keras tim, dan peran
pelatih serta manajemen,” ujarnya.
Natanael juga berterima kasih kepada manajemen, pelatih, dan
rekan setim di Akademi WBFC yang selalu mendukungnya. Menjelang Putaran
Nasional Piala Soeratin U17 di Yogyakarta, ia bertekad memberi yang terbaik.
“Kami terus berlatih serius. Saya bermimpi bisa membawa WBFC
juara nasional Piala Soeratin U17 2025. Tidak ada yang mustahil asal berdoa dan
bersemangat, berlatih dan kompak selalu dalam tim” tegasnya.
Selama masa persiapan mengikuti Putaran Nasional Piala Soeratin
2025 sambungnya, Natanael berlatih keras bersama rekan-rekan setimnya
didampingi para pelatih, manajamen dan selalu membangun komunikasi yang baik.
Ia pun menitip pesan untuk anak-anak muda Papua yang belum
punya kesempatan sama seperti dirinya, jika ada kesempatan bisa mengikuti
seleksi-seleksi seperti yang sudah dilakukan di Akademi WBFC ataupun klub lain di
di luar Papua.
“Kalian bisa coba ikut saja dan teruslah berlatih keras.
Jika ada kesempatan, kalian bisa ikut seleksi dan bergabung di klub luar Papua.
Jangan menyerah, tiada yang mustahil bagi Tuhan, tetap percaya diri dan
andalkan Tuhan,” tutup Natanael.
Penulis/Editor: Sianturi