SALAM PAPUA (TIMIKA) - Honai Adat Pengusaha
Amungme Kamoro (HAPAK) melakukan aksi pemalangan kantor Dinas Pendidikan
(Disdik) Kabupaten Mimika di Jalan Poros SP5, Rabu (24/9/2025).
Bukan tanpa alasan, aksi pemalangan yang dilakukan dengan
cara menggembok gerbang masuk dan keluar kantor Disdik ini dilakukan
karena pengelolaan program Penunjukan Langsung (PL) pada Dinas yang dinakhodai Jeni
Ohestin Usmani ini dinilai tidak transparan, sehingga habis tanpa melibatkan
pengusaha asli yang tergabung dalam HAPAK.
Sekretaris HAPAK, Maria F. Kotorok menyatakan bahwa aksi
pemalangan terjadi karena hingga saat ini Disdik tidak merespon surat yang
sudah disampaikan secara resmi HAPAK. HAPAK merupakan organisasi resmi yang
berdiri untuk memperjuangkan hak, namun tidak pernah mendapatkan respon yang
baik oleh Kepala Disdik dan jajarannya.
"Hari ini kami juga berniat bertemu Pejabat di Disdik tapi
semuanya tidak ada dan tidak direspon. Oleh karena itu secara spontan kami
lakukan pemalangan dengan cara menggembok pintu gerbang dan pintu-pintu yang
ada di kantor itu," pungkas Maria.
Hak pengusaha Amungme dan Kamoro yang ada di Disdik,
sambungnya, terkait paket program Penunjukan Langsung (PL). Saat ini PL
dimaksud telah habis dan HAPAK tidak mendapatkan jatah, padahal berdasarkan
aturannya PL itu diberikan langsung kepada pengusaha asli OAP tanpa proses
lelang di LPSE.
HAPAK merupakan mitra dari pemerintah yang telah diberi
ruang untuk ikut membangun khususnya mengelola PL. Namun sayangnya khusus
Disdik sama sekali tidak membuka ruang.
"Kami anak Amungme dan Kamoro tapi diabaikan oleh
Disdik. Jadi kami sampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Mimika karena
kami sadar aksi kami pastinya menghambat segala urusan yang ada di Disdik tapi
ini bentuk kekecewaan karena kami diabaikan," kata Maria.
Gembok akan dibuka setalah adanya respon dari Kepala Disdik,
bila perlu persoalan ini menjadi perhatian penuh dari Bupati Mimika, Johannes
Rettob.
"Kita harus duduk dan bicara terkait persoalan ini. Apa
alasannya sampai kami diabaikan. Kami diperlakukan seperti pengemis," ujar
Maria.
Sedangkan Ketua HAPAK Tenius Kum mengatakan bahwa pada 2024
lalu, masih terkait persoalan yang sama, pihaknya sempat terjadi keributan di
Disdik, sehingga oknum Ajudan Kepala Disdik mengeluarkan tembakan peringatan.
Hingga saat ini Kepala Disdik masih belum bisa ditemui, sedangkan Sekretaris
dan Kepala Bidang juga mengaku tidak bisa mengambil keputusan.
"Kenyataannya PL yang ada di Disdik sudah dibagi habis,
sehingga dengan terpaksa hari ini HAPAK lakukan aksi pemalangan," kata
Tenius.
Aksi ini terjadi tanpa rencana, karena merasa bahwa anak
Amungme dan Kamoro diabaikan.
Saat ini HAPAK hadir sebagai representasi dari anak muda
Amungme dan Kamoro yang telah melakukan banyak hal untuk membangun Mimika.
"Kami juga merasa sedih melakukan pemalangan kantor
Disdik ini karena itu untuk pelayanan publik, tapi kami harap bisa direspon
oleh Bupati supaya tahu kenapa sampai bisa terjadi," katanya.
Penulis: Acik
Editor: Jimmy