SALAM PAPUA (TIMIKA) – Setelah sempat menghadapi kelangkaan bensin dan solar, kini warga Kabupaten Mimika kembali dibuat resah dengan sulitnya mendapatkan minyak tanah di pasaran. Sejumlah pedagang eceran mengeluhkan bahwa pasokan minyak tanah dari pangkalan sudah kosong sejak beberapa hari terakhir.

Mersi, salah satu penjual eceran di Jalan C. Heatubun, mengaku sudah dua hari tidak menjual minyak tanah karena tidak mendapatkan pasokan dari pangkalan.

“Banyak yang datang mau beli, tapi saya sudah tidak ada stok lagi, karena di pangkalan juga sudah tidak ada,” keluhnya, Kamis (9/10/2025).

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Juliana, pedagang eceran lainnya. Ia menyebutkan bahwa stok yang diterimanya sangat terbatas. Akibatnya, ia terpaksa membatasi penjualan minyak tanah kepada pembeli.

“Sudah tiga hari susah dapat minyak tanah. Saya tetap jual, tapi sangat terbatas,” ujarnya.

Adapun harga eceran tetap bertahan di angka Rp 20 ribu per liter. Sementara untuk pembelian 5 liter, warga dikenakan Rp 50 ribu jika membawa jeriken sendiri, dan Rp 52 ribu bila tanpa jeriken.

Meski warga mengeluhkan kelangkaan, pihak Pertamina justru menyebutkan bahwa pasokan minyak tanah di Mimika masih dalam kondisi aman. Hal ini ditegaskan oleh Branch Manager (SBM) Pertamina Rayon II Papua Tengah, Junaedi Kala, saat dikonfirmasi oleh Salampapua.com.

“Aman. Stok ready sampai 12 hari ke depan. Sampai 32 kiloliter per hari,” jelas Junaedi singkat melalui pesan WhatsApp.

Pernyataan ini menimbulkan tanda tanya di masyarakat, mengingat kondisi di lapangan justru menunjukkan adanya keterbatasan pasokan di tingkat pengecer maupun pangkalan.

Dengan adanya ketimpangan antara klaim ketersediaan stok dan realita kelangkaan di lapangan, warga berharap pemerintah daerah dan instansi terkait melakukan pengawasan distribusi minyak tanah secara menyeluruh, agar tidak terjadi penumpukan atau penyaluran yang tidak tepat sasaran.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi