SALAM PAPUA (TIMIKA) – Paduan Suara kebanggaan Kabupaten Mimika dan Provinsi Papua Tengah, Iyakoko Patea Choir, akan mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi 15th In Canto Sul Garda International Choir Festival & Competition yang diselenggarakan di Riva del Garda, Italia, pada pekan depan.

Pelepasan tim paduan suara ini dilakukan oleh Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, bersama Bupati Mimika, Johannes Rettob, Wakil Bupati Emanuel Kemong, serta Bupati Puncak, Elvis Tabuni, bertempat di Gedung Sentra Pemerintahan Kabupaten Mimika, SP3, Rabu (8/10/2025).

Menurut keterangan Humas Iyakoko Patea Choir, Deral Antonius, kepada Salampapua.com, sebanyak 54 personel akan bertolak dari Timika ke Jakarta pada 13 Oktober 2025, dan akan melanjutkan perjalanan ke Italia pada 15 Oktober 2025.

“Target kami tentu ingin memenangkan kompetisi dan membawa kebanggaan untuk Kabupaten Mimika, Papua Tengah, dan Indonesia,” ujar Antoni.

Adapun 3 kategori yang diikuti yakni Mixed Choir Category (A1). Di kategori Mixed Choir, paduan suara ini akan membawakan karya-karya dari berbagai era dan negara. Mulai dari karya klasik religius Rusia "Bogoroditse Devo (Doa Salam Maria" oleh Sergei Rachmaninoff, hingga komposisi kontemporer penuh semangat "Haleluya! Pujilah Tuhan" karya komponis Indonesia Ondi Yohan Tambunan. Juga ditampilkan adalah "Sicut Cervus (Seperti Rusa Rindu SungaiMu)" oleh Lorenzo Donati dan "Cantate Domino (Nyanyikanlah Nyanyian Baru Bagi Tuhan" karya Josu Elberdin yang dikenal dengan kekayaan harmoni dan teknik vokalnya yang menantang.

Kemudian Musica Sacra Category (S). Dalam kategori musik sakral, tim paduan suara menyajikan kombinasi komposisi klasik dan modern yang mendalam secara spiritual. Di antaranya adalah "Crucifixus (Tentang Penyaliban Tuhan Yesus)" karya klasik dari Antonio Lotti dan "O Beatum et Sacrosanctum Diem (Bertema Natal)" oleh Peter Phillips. Tak kalah menarik adalah dua karya dari Asia: "Hening" karya Igor Leonard Sopamena dari Indonesia dan "Cum Sancto Spiritu (Kemuliaan Bagi Allah di Tempat Yang Maha Tinggi" oleh komponis Korea Selatan Hyo Won Woo.

Sedangkan dalam Folklore Category (F) mengangkat kekayaan budaya Nusantara, kategori folklore menjadi panggung untuk menampilkan nuansa etnik Indonesia. Lagu daerah Papua "Apuse (Bahasa Biak)" dan "Wor (Bahasa Biak)" diaransemen secara paduan suara oleh Budi Susanto Yohanes, mencerminkan semangat dan kekayaan musikal Indonesia Timur. Sementara itu, karya "Gloria (Bahasa Kamoro)" oleh Robert Karamokeyau dengan aransemen oleh Ken Steven menambah kekuatan ekspresi musikal di kategori ini.

“Jika dua dari tiga kategori yang kami ikuti masuk Grand Prix, kami siap membawakan dua lagu tambahan yakni World oh World dan Diru Diru Dina,” tambah Antoni.

Keikutsertaan Iyakoko Patea Choir tidak hanya bertujuan untuk meraih prestasi, tetapi juga sebagai bentuk promosi budaya Papua ke tingkat dunia serta misi spiritual untuk memuliakan nama Tuhan melalui musik.

“Di atas segalanya, kami ingin bernyanyi Bagi Kemuliaan Nama Tuhan dan menyampaikan pesan damai lewat harmoni suara hingga ke seluruh pelosok dunia,” ucap Anton sapaan akrabnya.

Kegiatan ini sendiri disponsori oleh Pemda Kabupaten Mimika, PT Freeport Indonesia, Bank BCA, YPMAK dan Mitra Siaga. Di samping itu tim juga melakukan penjualan bazar makanan.

Penulis/Editor: Sianturi