SALAM PAPUA (TIMIKA) – Cuaca ekstrem mulai melanda sejumlah wilayah di Papua dan Maluku menjelang akhir tahun 2025, ditandai banjir akibat curah hujan tinggi, angin kencang yang memicu pohon tumbang, serta ombak besar di berbagai wilayah pesisir.

Menghadapi kondisi tersebut, Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku memperketat pengawasan distribusi energi untuk memastikan layanan tetap optimal.

Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Awan, mengatakan pihaknya memantau langsung proses distribusi serta ketersediaan BBM, minyak tanah, Avtur, dan LPG non-subsidi setiap hari.

“Distribusi energi di Papua dan Maluku sangat bergantung pada ketepatan perencanaan. Dengan cuaca yang tidak menentu, kami sudah menyiapkan keandalan sarfas dan langkah tambahan untuk memastikan energi tetap tersedia, apalagi menjelang libur akhir tahun,” ujarnya dalam rilis yang diterima Salampapua.com, Jumat (14/11/2025).

Ketahanan stok per 13 November tercatat dalam kondisi aman, yakni: Pertalite: 21 hari, Pertamax: 24 hari, Solar: 16 hari, minyak tanah: 15 hari, avtur: 15 hari dan LPG: 92 hari.

Awan menjelaskan bahwa ketahanan stok dapat berubah setiap hari bergantung pada distribusi masuk dan keluar di terminal BBM. Meski begitu, pasokan terus dijaga melalui pergerakan kapal suplai yang setiap hari mendistribusikan energi ke 21 Fuel Terminal di Papua dan Maluku.

Untuk menjaga keandalan transportasi distribusi, Pertamina Patra Niaga saat ini mengoperasikan: 21 kapal distribusi ke seluruh terminal BBM, sekitar 290 mobil tanki untuk penyaluran ke SPBU, Pertashop, dan agen minyak tanah, 2 unit skid tank untuk LPG, dan 44 unit bridger Avtur di 12 bandara.

“Selain memastikan stok aman, kami juga mengecek keandalan dan kesehatan seluruh sarana transportasi karena menjadi tulang punggung distribusi. Ini komitmen kami dalam menjaga keandalan dan keselamatan distribusi bagi masyarakat,” jelasnya.

Awan juga meminta dukungan masyarakat untuk melaporkan kendala atau situasi terkait layanan energi melalui Pertamina Contact Center 135 agar dapat segera ditindaklanjuti.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi