SALAM PAPUA (TIMIKA) – Sering ditolak bergabung dengan
sanggar budaya lain, Paskalina Utappo memilih untuk berdiri di atas kaki
sendiri dengan membentuk sanggar secara mandiri.
Sesuai dengan statusnya sebagai janda, perempuan asal Kamoro
ini menamakan sanggarnya “Sanggar Janda Papurara”, yang didirikan pada tahun
2023. Dalam bahasa Kamoro, Papurara berarti terombang-ambing tanpa kepastian menggambarkan
perasaan Paskalina ketika berkali-kali ditolak untuk bergabung dengan
sanggar-sanggar lain.
“Saya tahu anyam, tahu ukir, bahkan bisa pahat. Tapi saya
selalu ditolak setiap kali minta bergabung. Makanya saya nekat bentuk sanggar
sendiri, hanya dibantu anak laki-laki saya,” ungkap Paskalina kepada Salampapua.com
saat mengikuti Festival Budaya Amungme-Kamoro Bernuansa Nusantara, yang digelar
Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Mimika di
halaman GOR Futsal, Jalan Poros SP5, Sabtu (8/11/2025).
Sejak suaminya meninggal dunia pada tahun 2020, Paskalina
mengaku harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain menjual
hasil tangkapan laut dan sagu, ia bersama putra semata wayangnya mulai menekuni
kerajinan tangan dan membentuk sanggar.
Sejak berdiri, Sanggar Janda Papurara telah berpartisipasi
dalam berbagai pameran yang digelar Pemkab Mimika. Bahkan, hasil anyaman dan
ukiran mereka sudah dijual hingga ke luar negeri melalui PT Freeport Indonesia.
“Puji Tuhan, sekarang kami sudah terdaftar dan menjadi
sanggar binaan Pemkab melalui Disparbudpora. Hasil anyaman dan ukiran kami
sudah ada yang dibeli sampai ke Amerika,” ucapnya bangga.
Saat ini, sanggar Janda Papurara memiliki delapan anggota
yang terdiri dari pemahat, pengukir, dan penganyam.
“Karena saya orang Kamoro, karya-karya di sanggar ini berupa
anyaman tikar, noken (ettae), ukiran patung, dan berbagai hasil kerajinan lain
yang berkaitan dengan warisan budaya Kamoro,” jelasnya.
Menurut Paskalina, keikutsertaan dalam festival budaya yang
diselenggarakan Disparbudpora sangat membantu dalam mempromosikan hasil karya
sanggarnya.
“Terima kasih kepada Disparbudpora yang sudah mendukung
kami. Ini sangat luar biasa,” tutupnya.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi

