SALAM PAPUA (TIMIKA)- Dunia aviasi global mendadak diguncang
oleh pengumuman luar biasa dari raksasa dirgantara Eropa, Airbus (AIR.PA).
Perusahaan ini secara resmi mengumumkan penarikan (recall) mendadak terhadap
6.000 unit pesawat dari keluarga A320 Family yang tersebar di seluruh dunia.
Penyebabnya sepele, namun fatal: masalah serius pada perangkat lunak (software)
pengendali penerbangan.
Dalam buletin yang dirilis Jumat (28/11/2025) lalu, Airbus
menyatakan harus mengembalikan software yang digunakan ribuan unit A320 ke
versi sebelumnya. Meskipun perbaikan ini terbilang sederhana hanya memakan
waktu kurang lebih dua jam per pesawat namun sifatnya wajib: harus diselesaikan
sebelum pesawat melakukan penerbangan berikutnya.
Pengumuman ini datang saat sekitar 3.000 pesawat A320 sedang
mengudara, memaksa lebih dari 350 operator global, termasuk enam maskapai
penerbangan Indonesia, untuk mengambil langkah darurat.
Indonesia Terdampak, 6 Maskapai Wajib Perbaikan
Dampak penarikan massal ini terasa hingga ke Indonesia.
Setidaknya, enam maskapai penerbangan nasional tercatat mengoperasikan jet
Airbus A320, termasuk Batik Air, Super Air Jet, Citilink Indonesia, Indonesia
AirAsia, Pelita Air, dan Transnusa.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud)
Kementerian Perhubungan langsung bergerak cepat. Direktur Jenderal Perhubungan
Udara, Lukman F. Laisa, menginstruksikan seluruh operator untuk segera
memastikan komputer Aileron Elevator (ELAC) di pesawat A320 mereka dalam
kondisi 'layak pakai' sebelum diizinkan terbang kembali.
"Kondisi ini diperkirakan akan menyebabkan gangguan
penerbangan mengingat banyaknya pesawat A320 yang beroperasi di Indonesia dan
juga armada sejenis di seluruh dunia," ujar Lukman pada Sabtu
(29/11/2025).
Potensi delay maupun pembatalan penerbangan menjadi risiko
yang harus dihadapi para penumpang di periode menjelang liburan ini.
Maskapai raksasa global lainnya seperti American Airlines
(operator A320 terbesar di dunia, dengan 340 unit terdampak), Lufthansa,
easyJet, dan Avianca juga telah mengeluarkan peringatan serupa, bahkan Avianca
terpaksa menghentikan penjualan tiket hingga 8 Desember karena lebih dari 70
persen armadanya terdampak.
Penarikan ini dicap sebagai salah satu yang terbesar dalam
sejarah Airbus. Masalah software yang mendasarinya ternyata cukup mengejutkan.
Menurut Airbus, bug pada software tersebut dipicu oleh radiasi matahari yang
merusak data penting pada sistem flight control.
Masalah ini dikabarkan memiliki kaitan erat dengan insiden
serius yang menimpa penerbangan JetBlue pada 30 Oktober. Saat itu, pesawat yang
terbang dari Cancun, Meksiko, ke Newark, New Jersey, tiba-tiba kehilangan
ketinggian secara tajam, melukai beberapa penumpang sebelum akhirnya mendarat
darurat di Tampa, Florida.
Mike Stengel dari AeroDynamic Advisory menyoroti waktu
recall yang tidak ideal, mengingat A320 adalah salah satu tipe pesawat paling
laris yang digunakan maskapai AS dan dunia selama periode liburan.
Meskipun demikian, ada sedikit angin segar: perbaikan dapat
dilakukan dengan cepat, kurang lebih dua jam saja, saat pesawat berada di
parkir atau pemeriksaan rutin, tanpa harus memakan waktu berhari-hari. Namun,
bagi maskapai dengan armada ratusan unit, perbaikan ini tetap membutuhkan
logistik dan koordinasi yang masif di tengah padatnya jadwal penerbangan. (Inilah.com)
Editor: Sianturi

