SALAM PAPUA (NABIRE) – Dewan Kesenian Provinsi Papua Tengah
resmi mendeklarasikan Tarian Odiyai sebagai tarian identitas budaya Papua
Tengah pada Festival Seni dan Pameran Noken yang digelar dalam rangka
peringatan Hari Noken Sedunia di Bandara Lama Nabire, Kamis (04/12/2025).
Kegiatan bertema “Dari Papua ke Papua Tengah” tersebut
menjadi momentum penting penguatan jati diri budaya Meepago sekaligus
memperluas pengenalan seni tradisi Papua Tengah ke tingkat regional dan
nasional.
Ketua Kesenian Kabupaten Paniai, Anton Gobai, menjelaskan
makna filosofis Tarian Odiyai yang terinspirasi dari burung Odiyai/Odiayai.
Burung kecil ini dipercaya sebagai “raja dari seluruh cenderawasih” dan menjadi
simbol luhur masyarakat Meepago.
“Selama ini orang hanya mengenal cenderawasih. Tapi ada
burung yang berada di atas cenderawasih, yaitu Odiyai. Itu identitas Papua
Tengah,” jelas Gobai.
Burung tersebut dalam literatur Latin dikenal sebagai
cenderawasih parotia jantan. Gobai juga menegaskan pentingnya meluruskan
informasi yang beredar terkait asal-usul burung Odiyai.
“Ada informasi keliru di YouTube. Burung Odiyai bukan dari
Raja Ampat atau Maybrat, tetapi berasal dari perbatasan Intan Jaya-Paniai,”
katanya.
Ia menyebut, burung Odiyai dikenal oleh masyarakat di
berbagai kampung di Nabire hingga wilayah paling ujung Papua Tengah. Meski
berukuran kecil, burung ini diyakini memiliki kedudukan tertinggi di antara
seluruh spesies cenderawasih. Karakter Odiyai dinilai selaras dengan
nilai-nilai budaya Meepago yang menjadikan arena dansa sebagai ruang ekspresi
dan kebersamaan.
“Saat kami tampilkan tarian ini, kami menampilkan jati diri
orang Meepago,” tegasnya.
Deklarasi Tarian Odiyai pada festival tersebut disebut
sebagai langkah strategis bagi masa depan kesenian Papua Tengah.
“Tarian ini diharapkan menjadi tarian wajib bagi delapan
kabupaten di Papua Tengah, baik dalam acara adat, penyambutan tamu maupun
kegiatan pemerintahan,” ujar Gobai.
Ia menambahkan, ketika masyarakat Papua Tengah berada di
luar daerah termasuk di Jayapura mereka harus dapat menampilkan Tarian Odiyai
sebagai identitas bersama.
“Deklarasi ini kami lakukan agar seluruh sanggar seni bisa
mengikuti dan memperkuat kesenian Meepago, sekaligus melestarikan burung Odiyai
sebagai simbol budaya Papua Tengah,” pungkasnya.
Penulis: Elias Douw
Editor: Sianturi

