SALAM PAPUA (TIMIKA) – Prihatin dengan perilaku seksual
remaja di Timika, Yayasan Melati Peduli Timika (YMPT) bekerja sama dengan Dinas
Sosial Kabupaten Mimika menggelar Workshop Perilaku Seksual Remaja bagi Tokoh
Agama, Rabu (17/12/2025), di Hotel Horison Diana, Timika.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Pelatihan Caregiver
dan Youth HIV yang sebelumnya dilaksanakan YMPT bersama instansi terkait.
Workshop tersebut diikuti puluhan tokoh agama dari berbagai denominasi gereja
yang ada di Kabupaten Mimika.
Acara dihadiri Ketua Yayasan YMPT, Martha Pussung,
didampingi narasumber dari Yayasan Cenderawasih Bersatu Papua, yakni Pdt.
Sefnat Lobwaer dan Pdt. Trifosa Sri Murni.
Dalam sambutannya, Martha Pussung menyampaikan apresiasi
atas kehadiran para tokoh agama. Ia mengungkapkan kerinduannya untuk menjangkau
dan melayani kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan dan membutuhkan
pendampingan.
“Selama ini saya lebih banyak bersama mama-mama dan
perempuan yang berbicara soal kehidupan sehari-hari. Namun hari ini Tuhan
mempertemukan saya dengan para hamba Tuhan. Saya rindu jiwa-jiwa yang
benar-benar membutuhkan pertolongan,” ujarnya.
Martha juga mengenang masa sulit saat pandemi COVID-19,
ketika banyak warga berharap dirinya tetap sehat agar bisa terus membantu
mereka yang membutuhkan layanan kesehatan dan pendampingan sosial.
“Saya ada di Timika karena kuasa Tuhan. Banyak kali, bahkan
tengah malam, saya harus mengantar warga ke rumah sakit meski tidak memiliki
apa-apa. Namun semua itu bisa dilalui karena kebaikan Tuhan,” ungkapnya.
Sementara itu, Pdt. Sefnat Lobwaer menjelaskan bahwa YMPT
bersama mitra telah melaksanakan berbagai kegiatan edukasi, mulai dari
pelatihan kesehatan seksual dan reproduksi bagi guru SMA, konseling bagi
petugas layanan, pelatihan caregiver bagi orang tua, hingga pembekalan youth
dalam menghadapi tantangan zaman.
“Workshop bagi tokoh agama ini lahir dari keprihatinan
terhadap perilaku seksual remaja yang semakin memprihatinkan. Kami ingin para
hamba Tuhan memiliki perspektif dan pemahaman berbasis data dan realitas di
lapangan,” jelasnya.
Dalam workshop tersebut, narasumber memaparkan data hasil
penelitian di Tanah Papua serta fakta kasus kekerasan seksual yang terjadi di
Kabupaten Mimika dalam dua tahun terakhir. Materi juga mencakup pemahaman
seksualitas anak dan remaja serta peran strategis tokoh agama dalam pencegahan
dan pendampingan.
Kegiatan berlangsung interaktif melalui sesi diskusi dan
tanya jawab antara peserta dan narasumber. Bahkan para Tokoh Agama meminta agar
kegiatan tersebut bisa digelar lagi di masa mendatang, sebab yang hadir baru
sebagian. Workshop ditutup dengan ramah tamah dan foto bersama.
Penulis/Editor: Sianturi


