SALAM PAPUA (TIMIKA) – Sebanyak tujuh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kodap XXVII/Sinak yang selama ini terlibat dalam aksi kekerasan dan teror bersenjata, resmi menyatakan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Prosesi ikrar setia dipandu oleh Komando Operasi Habema melalui satuan tugasnya dan berlangsung khidmat. Momen ini menjadi titik balik penting dalam upaya pemulihan keamanan dan perdamaian di Distrik Sinak, wilayah yang dalam beberapa tahun terakhir kerap mengalami gangguan keamanan.

Ketujuh mantan anggota KKB tersebut masing-masing bernama Tenius Tabuni, Wakola Tabuni alias Donus, Abrius Murib alias Apri, Sengky Murib alias Kernis, Lolamayu Murib, Nomani Murib, dan Kakai Murib alias Patoron. Mereka diketahui pernah terlibat dalam aksi pembakaran SMA di Distrik Sinak serta penyanderaan pegawai Puskesmas Sinak Barat pada tahun 2024.

Prosesi ikrar disaksikan langsung oleh aparat keamanan, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta unsur pemerintah daerah. Momen simbolis terjadi saat para mantan anggota KKB menyerahkan bendera Bintang Kejora dan satu pucuk senjata kepada pihak TNI, kemudian mencium Sang Saka Merah Putih sebagai tanda kembalinya loyalitas kepada NKRI.

Dalam pernyataan mereka, ketujuh eks anggota KKB menegaskan bahwa keputusan meninggalkan kelompok separatis diambil atas kesadaran penuh. Mereka menyadari bahwa jalan kekerasan hanya membawa penderitaan berkepanjangan bagi masyarakat. Mereka juga berharap Papua dapat hidup dalam suasana damai, masyarakat dapat bekerja dengan tenang, serta anak-anak Papua memiliki masa depan yang lebih baik.

Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa TNI akan terus mengedepankan pendekatan kemanusiaan dalam menjaga stabilitas keamanan di Papua.

“TNI tidak hanya hadir untuk menjaga keamanan, tetapi juga untuk merawat harapan. Kembalinya saudara-saudara kita ini menunjukkan bahwa pendekatan humanis, dialog, dan kepedulian mampu membuka kesadaran bahwa kekerasan bukan jalan keluar. Negara hadir untuk melindungi dan memberi masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Papua,” ujarnya.

Ia juga mengajak seluruh pihak yang masih berada di jalur kekerasan untuk mengikuti langkah serupa demi terwujudnya perdamaian yang berkelanjutan.

  “Kami mengajak siapa pun yang masih berada di jalan kekerasan untuk mengikuti langkah ini. Mari bersama-sama membangun Papua yang damai, aman, dan sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.

Apresiasi atas ikrar damai tersebut turut disampaikan oleh tokoh masyarakat Distrik Sinak yang diwakili Tinus Talenggeng. Ia berharap langkah tujuh mantan anggota KKB ini menjadi pemicu terciptanya situasi aman dan kondusif di wilayah Sinak.

“Kami ingin masyarakat hidup tanpa rasa takut dan trauma. Papua membutuhkan kedamaian agar pembangunan dan kesejahteraan benar-benar bisa dirasakan,” ungkapnya.

Rangkaian acara ikrar ditutup dengan penandatanganan pernyataan setia, pemberian tali asih, serta makan bersama sebagai simbol rekonsiliasi dan persaudaraan.

Keberhasilan ini menegaskan komitmen Komando Operasi Habema dalam mengedepankan pendekatan kemanusiaan guna memutus mata rantai konflik bersenjata, sekaligus membuka harapan baru bagi terwujudnya Papua yang aman, damai, dan sejahtera dalam bingkai NKRI.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi