SALAM PAPUA (TIMIKA) – Komisaris PT Freeport
Indonesia (PTFI) dan juga merupakan Toroi Negel Lembaga Musyawarah Adat Suku
Amungme (Lemasa), Thom Beanal dikabarkan tutup usia sekira pukul 14.05 Waktu Singapore
di Rumah Sakit Elisabeth, Singapore, Senin (29/5/2023).
Nagawan Lemasa, Menuel Jhon Magal mengatakan, saat ini
keluarga besar suku Amungme dan warga Papua umumnya sangat kehilangan atas
berpulangnya Thom Beanal, sebagai pejuang harkat dan martabat manusia Papua.
Thom Beanal merupakan pejuang yang tidak menginginkan adanya kekerasan tapi Perdamaian.
“Hari ini masyarakat Amungme dan Bangsa Papua umumnya sangat
berduka dan kehilangan atas berpulangnya Thom Beanal. Beliau pejuang bagi
masyarakat Amungme dan Papua. Thom Beanal selalu berpesan bahwa kita ini tidak
punya senjata, jadi kita jangan berjuang pakai kekerasan, tapi dengan
perdamaian,” ungkap Jhon.
Jhon mengungkapkan, untuk di Timika, Thom Beanal merupakan
Komisaris PT Freeport Indonesia dan Toroi Negel Lemasa. Bukan hanya berjuang
untuk suku Amungme, Thom Beanal juga sebagai salah satu sosok yang ikut
berjuang menghentikan kekerasan Militer di Timika serta mengajukan gugatan ke
PTFI dengan tuduhan pelanggaran HAM dan pengrusakan lingkungan di Pengadilan
Federal, Lusiana Amerika Serikat.
“Perjuangan beliau sangat luar biasa. Menjadikan Amungeme
keluar dari kekerasan. Perjuangan itu sampai saat ini terkenal dan jadi motto
Lemasa yaitu MEA IM AWAL IMIE, ME-E ATI ANTEN yang artinya kita lakukan segala
sesuatu sebagaimana yang manusia lakukan supaya orang lain juga mengakui kita sebagai
manusia dan tidak lagi diperlakukan sewenang-wenang,” ujarnya.
Dengan motto tersebut, Thom Beanal memperjuangkan harkat dan
martabat suku Amungme serta mencari keadilan dan kebenaran melalui Lemasa. Thom
Benal juga dikenal sebagai Bapak bangsa Papua, karena perjuangannya hingga
menjadi Ketua Dewan Adat Papua, salah satu Ketua Tim 100 yang pernah datang ke
istana Presiden untuk mencari keadilan di Papua.
Selain memperjuangkan reformasi di bidang hukum, almarhum
juga sangat gigih memperjuangkan kesejahteraan bidang sosial dan budaya.
Almarhum pun merupakan salah satu yang memimpin kongres Aliansi Masyarakat Adat
Nusantara (Aman).
“Sangat banyak hal baik yang beliau perjuangkan. Thom Beanal
adalah Bapak bangsa Papua. Dengan berdirinya Lemasa, terbitnya Dewan Adat
Papua, penyelenggaraan Kongres ke 2. Sangat banyak hal yang dilakukan dan
memberikan dampak reformasi di bidang hukum. Sebelumnya HAM itu tidak terlalu
ditegakkan, tapi dengan munculnya Thom Beanal, maka muncul UU nomor 39 tahun
1999. Muncul juga peraturan pemerintah agraria dan transmigrasi nomor 5 tahun
1999. Pengakuan terhadap pemegang hak Ulayat juga muncul atas perjuangan Thom
Beanal,” ungkapnya.
Adapun yang diharapkan saat ini, taruna-taruna Amungme dan Papua
umumnya dapat melanjutkan perjuangan almarhum.
“Kami di Lemasa akan terus perjuangkan apa yang sudah
almarhum perjuangkan selama ini,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa hingga pukul 20.30 WIT, belum
ada kesepakatan antara keluarga dan warga Amungme untuk rumah dukanya.
“Jenazah beliau masih di Singapura. Jadi belum ada pertemuan
untuk menentukan rumah dukanya,” tuturnya.
Wartawan : Acik
Editor : Jimmy