SALAM
PAPUA (TIMIKA) - Project Manager Tailing Utilization
PT Freeport Indonesia (PTFI), Harry Joharsyah mengatakan bahwa pengendalian
kasus Malaria dapat dilakukan dengan mengendalikan lingkungan serta
pengendalian lingkungan ini jangan sampai merusak lingkungan, dimana konservasi
hutan juga sangat perlu diperhatikan.
“Yang jelas lingkungan yang sehat itu jangan
sampai terjadi adanya genangan air di suatu wilayah, sehingga kami belajar
untuk menimbun semua genangan dengan apa yang kami miliki, kami manfaatkan,
sebab kalau kita menggali tanah lagi dapat merusak lingkungan,” ujarnya, Rabu (24/4/2024).
Ia menjelaskan, dengan Tailing yang dihasilkan
dari limbah PTFI, maka Tailing digunakan sebagai bahan penimbunan genangan di
area kerja PTFI.
Ada contoh penurunan kasus Malaria dari
penimbunan genangan air di wilayah Bandara Mozes Kilangin PTFI yang dilakukan
sejak 2019, dimana dengan penimbunan ini, mengurangi genangan di sekitar
Bandara yang menjadi tempat berkembangnya jentik nyamuk Anopheles, yang
kemudian membantu menekan penyebaran malaria di sekitar pemukiman, hotel, dan asrama
yang berdekatan dengan Bandara.
“Dengan penimbunan ini menurunkan kasus
Malaria. Pada tahun 2019 di sekitar wilayah Bandara PTFI terdapat 135 kasus
malaria, setelah dilakukan penimbunan berkala di tahun 2020 kasus malaria
menurun menjadi 86 kasus, sampai di tahun 2022 terdapat tinggal 67 kasus,”
jelasnya.
Ia mengungkapkan, tim Tailing selalu
bekerjasama dengan Public Health Malaria Control (PHMC), apabila ada penelitian
dan terdapat genangan di wilayah Kuala Kencana (KK) maka tim Tailing akan segera
menimbun genangan tersebut.
“Penimbunan di KK dan wilayah Bandara terus
kami lakukan secara berkelanjutan, sehingga kami berharap penimbunan ini dapat
menekan perkembangbiakan nyamuk,” tuturnya.
Sementara saat salampapua.com bersama jurnalis
lainnya di Mimika mendapat kesempatan untuk berkunjung langsung ke Public
Health & Malaria Control (PHMC) atau biasa disebut Malcon, di Mile 400 Kuala
Kencana, di hari yang sama, Manager Public Health & Malaria Control, Dr. Firdy
Permana mengatakan, banyak hal yang dilakukan Malcon dalam mengatasi kasus
Malaria, yakni:
Pertama, melakukan pencegahan malaria
perorangan dengan berbagai cara seperti menghindari gigitan nyamuk di malam
hari, menggunakan lotion nyamuk dan menggunakan kelambu saat tidur.
Kedua, pengelolaan lingkungan tempat nyamuk hidup,
di mana dapat lebih memperhatikan drainase dan genangan air lainnya, membersihkan
saluran drainase dari tanaman air, lumut, tanah atau lumpur dan sampah daun
atau kayu sehingga tidak terjadi genangan dan airnya dapat mengalir lancar, serta
melakukan secara berkala setiap 1-3 bulan.
Ketiga, melakukan pengasapan (fongging), namun
fongging tidak dilakukan secara berkala tapi melakukan pembersihan lingkungan
sebab lingkungan bersih dapat menghindari perkembangbiakan nyamuk.
“Kami lakukan banyak hal untuk
mengidentifikasi kasus malaria ini, dan identifikasi ini tidak dilakukan hanya
1-2 tahun, namun kami lakukan secara berkelanjutan dan tidak bisa diputuskan
sebab Malcon ini telah kami jalankan selama kurang lebih 29 tahun,” ujarnya.
Menurutnya, banyak yang dapat dilakukan untuk
menekan angka kasus Malaria di Mimika, namun hal pertama yang harus dilakukan adalah
adanya peran semua sektor. Bukan hanya pihak swasta maupun pemerintah namun
peran masyarakatlah yang paling penting.
“Pengendalian malaria ini sebagai investasi sosial,
dimana program kesehatan menjadi salah satu program investasi perusahaan bagi
masyarakat. Malaria menjadi salah satu fokus dalam program kesehatan karena
malaria menjadi penyakit endemis di Papua, termasuk Kabupaten Mimika. Program
pengendalian malaria telah dijalankan selama lebih dari 15 tahun, kemitraan
antar pemangku kepentingan menjadi pendekatan utama dalam program pengendalian
malaria,” ungkapnya.
Group Leader, Community Healthy PTFI, Yohanis
Murib mengatakan, PTFI telah memberikan pelayanan untuk mengurangi kasus
Malaria dari tahun 1998 dengan membentuk Malcon Klinik Wangirja (SP9), Klinik
Utikini Baru (SP12), Klinik Poumako bahkan ada beberapa tim yang melakukan
pemeriksaan di kelurahan Kwamki dan Kwamki Narama.
“Kami PTFI tidak bisa bekerja sendirian, namun
harus ada keterlibatan dari semua sektor, dari Pemimpin Daerah pun harus
mendukung penuh penanganan Malaria di Mimika, sehingga lingkungan yang sehat
dapat terwujud, dengan pemberian fasilitas kesehatan bahkan fasilitas
penanganan sampah harus menjadi PR besar bagi Pemerintah,” ujarnya.
Dia menambahkan, jangan melihat perusahaan,
namun dapat melakukan pengendalian bersama-sama karena dengan kebijakan
pemerintah bisa banyak menentukan penekanan kasus Malaria.
“Saya berharap pengendalian malaria ini
menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah sehingga pengendalian malaria di
Mimika bisa berjalan dengan efektif,” ungkapnya.
Penulis: Evita
Editor: Jimmy