SALAM PAPUA (TIMIKA) - Sebelumnya diketahui, bahwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika temukan 9 kasus Polio, dengan rincian 1 kasus dinyatakan telah lumpuh layu, dan 8 kasusnya dinyatakan positif polio namun tidak terkena lumpuh layu dan dinyatakan sehat dikarenakan memiliki cakupan imunisasi Polio.

Dengan kejadian tersebut, Dinkes Mimika berikan pemahaman penting yang harus diketahui masyarakat Mimika terkait imunisasi polio.

Kepala Dinkes Kabupaten Mimika, Reynold Rizal Ubra menjelaskan, imunisasi polio merupakan salah satu upaya untuk melindungi tubuh dari penyakit polio. Penyakit ini termasuk penyakit berbahaya dan dapat dialami siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada balita. Oleh karena itu, setiap orang tua perlu mewaspadainya.

Imunisasi polio bertujuan, untuk membuat seseorang kebal terhadap virus polio. Imunisasi ini dianggap efektif dalam mencegah penularan dan memicu kekebalan, agar tubuh terlindungi dari infeksi virus polio.

Jenis imunisasi polio yang wajib diberikan adalah imunisasi polio tetes atau oral polio vaccine (OPV) dan imunisasi polio suntik atau inactivated polio vaccine (IPV). OPV menggunakan virus polio yang sudah dilemahkan dan diberikan dengan cara diteteskan ke mulut. Sementara itu, IPV menggunakan virus polio yang dinonaktifkan dan diberikan melalui suntikan di lengan atas atau paha.

“Karena yang kami berikan pada PIN Polio itu imunisasi obat tetes maka kecil kemungkinan memiliki efek samping. Kalau pun ada efek samping pastinya hanya panas, membuktikan bahwa tubuh menerima obat,” ujarnya pada Jumpa Pers di Waanal Cafe SP 3, Jumat (31/5/2024).

Dari pentingnya imunisasi polio ini, Rey berharap orang tua yang memiliki anak usia 0-7 tahun untuk melakukan imunisasi polio ini, sebab imunisasi ini mencegah dan melindungi anak dari virus Polio.

“Cakupan PIN Polio yang akan kami berikan yaitu, 2 tetes tahap pertama dan 2 tetes pada tahap kedua dengan rentan waktu 2 minggu, kemudian 2 tetes berikutnya dalam rentan waktu 1 bulan,” jelasnya.

Ia menambahkan, hal terpenting pertama dalam polio adalah imunisasi. Namun hal yang tidak kalah pentingnya yaitu lingkungan yang bersih, di mana penularan polio ini melalui manusia ke manusia diakibatkan dari virus dan ditularkan dari feses manusia.

“Maka saya tekankan masyarakat harus menjaga lingkungan yang sehat, sebab virus juga membutuhkan media untuk hidup. Apabila lingkungan kotor atau masyarakat masih membuang feses bukan pada tempatnya, maka sudah pasti lingkungan tersebut tidak sehat,” ungkapnya.

 Selanjutnya, Tim Imunisasi Dokter Chavia menjelaskan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, imunisasi polio merupakan salah satu imunisasi yang perlu dilakukan untuk mencegah infeksi dan penyebaran virus polio, maka disarankan semua anak-anak diumur 0-7 tahun mendapatkan cakupan imunisasi tersebut.

 

“Saya tegaskan, untuk orang tua yang memiliki anak 0-7 tahun segera melakukan imunisasi polio, sehingga dapat memberikan kekebalan tubuh pada anak,” tegasnya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi