SALAM PAPUA (TIMIKA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua Tengah menggelar sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada content creator dan influencer di Kabupaten Mimika, Sabtu (15/6/2024), untuk menyukseskan Pilkada 2024.

Pantauan salampapua.com, hadir sebagai narasumber dalam sosialisasi ini adalah Ketua KPU Provinsi Papua Tengah Jennifer Darling Tabuni, Koordiv Sosdiklih & Parmas KPU Papua Tengah Octovianus Takimai, Ketua Bawaslu Papua Tengah Markus Madi, Kepala Kesbangpol Papua Tengah Theopilus Lukas Ayomi, dan Kasubid V Tipidsiber Ditreskrimum Polda Papua AKBP Wisnu Perdana Putra.

Ketua KPU Provinsi Papua Tengah, Jennifer Darling Tabuni dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemilu 2024 ini merupakan pesta demokrasi nasional yang luar biasa sehingga bukan hanya tugas KPU, tapi butuh orang-orang yang dapat menyosialisasikannya, salah satunya adalah para content creator dan influencer.

"Kami sebagai penyelenggara butuh content creator dan influencer yang bisa menyosialisasikan pesta demokrasi ini," ujar Jennifer.

Lantaran Papua Tengah merupakan daerah Otonomi Baru (DOB), menurut Jennifer, sehingga kegiatan ini baru pertama kali dilakukan di Kabupaten Mimika. Diharapkan para content creator dan influencer dapat mengikuti sosialisasi dan pendidikan dengan baik, agar dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui kontennya masing-masing.

Sementara Koordiv Sosdiklih & Parmas KPU Papua Tengah, Octovianus Takimai mengatakan, Pemilu serentak 2024 yang akan dilaksanakan adalah pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Tengah, serta Bupati dan Wakil Bupati di delapan Kabupaten, yang digelar pada 27 November 2024 mendatang.

Untuk itu, peran content creator dan influencer ialah menyampaikan informasi yang akurat dan tidak menyebarkan hoax, agar tidak menimbulkan opini miring di tengah masyarakat.

"Yang disampaikan harus yang benar dan tidak menimbulkan hal yang berdampak buruk di tengah masyarakat," jelasnya.

Kepala Kesbangpol Papua Tengah, Theofilus Lukas Ayomi mengatakan, tanpa disadari, content creator dan influencer punya peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan atau informasi, karena itu butuh kehati-hatian dalam memposting sesuatu, dengan tidak menyampaikan sesuatu yang dapat memperuncing masalah.

"Papua ini cukup rentan dengan opini-opini yang meruncing, jadi sebagai content creator dan influencer harus berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu, baik ketika mendukung Paslon tertentu ataupun hal lainnya," pesannya.

Sedangkan Kasubid V Tipidsiber Ditreskrimum Polda Papua, AKBP Wisnu Perdana Putra mengungkapkan bahwa proses Pemilu sudah mulai dilaksanakan dan membutuhkan keterlibatan content creator dan influencer untuk menggabungkannnya.

Menurut Wisnu, content creator dan influencer merupakan generasi Z yang lahir pada 1992 hingga 2000. Generasi ini yang sangat berpengaruh pada jalannya negara mulai saat ini hingga ke depannya. Content creator dan influencer adalah generasi Z yang bisa menggerakkan pendapat dan opini publik. Generasi Z ini mempunyai inovatif dan kreatifnya di atas ambang batas, tapi sangat berbahaya jika tidak memiliki “pagar”.

Untuk itulah Tipidsiber Ditreskrimum Polri hadir guna menjadi pagar sehingga generasi Z yang kreatif tidak melompat pagar dan tersandung kasus hukum. Pagar dimaksud ialah aturan yang membuat semuanya bisa berekreasi hidup dengan aman.

"Teman-teman content creator dan influencer inilah yang menggerakkan pendapat dan opini publik, makanya harus memahami aturannya bermedia sosial untuk membuat konten," tuturnya.

Konten kreator dan influencer Mimika juga diingatkan agar lebih berhati-hati serta menghindari konten bermuatan sesuatu hal yang menuduh atau belum bisa dibuktikan kebenarannya, postingan yang bersifat ancaman kekerasan secara verbal, tidak membuat ancaman membuka rahasia atau aib, hasutan bersifat SARA, berita yang menyebabkan kerusuhan, ilegal akses, manipulasi dokumen, sebarkan lumpuhnya sistem, serta membocorkan kode sandi.

Dalam penyampaian materinya, AKBP Wisnu juga memperkenalkan beberapa situs berbahaya yang dapat merugikan content creator dan influencer, di antaranya Didos, Defacing, Phising, Social Engineering dan black campaign.

"Harus hati-hati menyampaikan informasi dan tetap menjaga data pada perangkat masing-masing. Jangan mudah menerima link yang sifatnya menawarkan sesuatu yang baik tapi ternyata akhirnya data aplikasi dan konten kita di hack," pesannya.

Penulis: Acik

Editor: Jimmy