SALAM PAPUA (TIMIKA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Ancelina Beanal mendorong pembangunan gedung Gereja Kanaan Kingmi di Tanah Papua, terletak di Jalan Wapbera Kampung Balundi lembah Aroanop, dengan ukuran 17X9m berdiri diatas luas tanah 100X502 di pinggiran lereng gunung ujung Kampung Balundi, Distrik Tembagapura.

Pembangunan Gereja ini menggunakan dana Pokok Pikiran (Pokir) Dewan dengan inisiasi dari menerima aspirasi masyarakat, mewakili Dapil V Distrik Tembagapura pada tahun 2022 saat melakukan kegiatan Jaring Aspirasi (Reses).

Saat di Kampung Balundi, masyarakat Jemaat Kanaan Wapbera menyampaikan aspirasi kepada Ancelina, kerinduan mereka untuk harus memiliki gedung gereja yang baik dan permanen. Mereka telah membangun sejak tahun 2018/2019 namun terkendala biaya, sehingga dari tahun ke tahun selama hamper 22 tahun Jemaat Kanaan Kampung Balundi hanya bisa beribadah dalam pondok/honai yang dibuat secara swadaya.

Sejak tahun 2022, dimulai tender pengerjaan proyek pembangunan hingga diselesaikan Tahun 2024 pekerjaan 100 persen pembangunan gereja semi permanen (setengah beton setengah papan kayu besi). Dan pada tanggal 1 Agustus 2024 dilakukan peresmian Gereja oleh Anggota DPRD, Ancelina Beanal.

Ancelina Beanal mengatakan, pembangunan gereja merupakan hasil dari salah satu aspirasi masyarakat setempat Jemaat Kanaan Wapbera dari sejak berjalanya periode ini. Dan telah direalisasikan lewat Pokir Dewan melalui Bagian Kesra.

“Pembangunan satu buah gereja telah berdiri dan 100 % selesai dan kemarin tanggal 1 Agustus telah kami lakukan acara pemotongan pita agar jemaat bisa beribadah didalam gedung Gereja sambal menantikan acara peresmian yang akan datang,” ujarnya.

Dirinya berharap, dengan adanya gedung gereja ini dapat menjawab kerinduan dan menambahkan rasa spritual masyarakat jemaat Kanaan Wapbera di Tembagapura.

“Saya berharap hal yang saya lakukan dapat memuaskan masyarakat dalam beribadah dan menjawab kerinduan jemaat Kanaan Wapbera di Tembagapura,” harapnya.

Kepala Distrik Tembagapura, Tobias Jawame mengatakan, masyarakat Kampung Balundi telah menyaksikan satu proses yang langka. Di mana di Distrik Tembagapura terdapat 13 Kampung secara keseluruhan, masyarakat benar-benar mengalami kesulitan. Dapat lihat perkembangan pembangunan diseluruh sektor bukan saja dibagian keagamaan, pendidikan atau kesehatan tetapi semua aspek masyarakat selalu mengalami kesulitan.

Untuk membangun suatu daerah itu tergantung tiga faktor transportasi yaitu transportasi laut, udara dan darat, jika tiga faktor ini ada maka suatu daerah akan berkembang pembangunannya.

 “Tetapi di Tembagapura, khususnya Wapbera Balundi sampai ke Opitawak 13 kampung ini kami selalu mengalami kesulitan transportasi. Saat ini perhatian semua pihak, hanya di Kampung Banti 1, Banti 2 dan Opitawak saja tanpa melihat 10 kampung yang ada diwilayah Distrik Tembagapura. Saya sebagai kepala distrik juga selalu berusaha untuk melihat ke kampung-kampung,” ujarnya.

Sehingga dirinya meminta kepada Pemerintah Daerah Mimika dan PTFI jangan hanya melihat dengan sebelah mata di dusun mana, di kampung mana, di distrik mana, dip elosok-pelosok mana. Namun apabila ingin membangun kabupaten, distrik dan kampung-kampung, maka membangun dengan serius dan harus dari hati sehingga masyarakat juga merasakan kehadiran pemerintah.

“Dengan perhatian dari ibu Dewan Ancelina Beanal atas prakarsanya sehingga kami di Kampung Balundi ini bisa punya gedung gereja yang baru di Kampung Balundi ini, karena jemaat di sini sudah 23 tahun menanti-nantikan gedung ini. Sehingga ini suatu kegembiraan bagi mereka untuk bisa beribadah didalam gereja ini,”ungkapnya.

Ketua Klasis Gereja KINGMI Tembagapura, Kristian Jangkup menyampaikan terimakasih atas pembangunan gereja sehingga selanjutnya, akan proses untuk peresmian. Dalam AD/ART proses dari Pos PI ke jemaat itu ada kriteria dari Pos PI ke jemaat permanen. Sehingga dari Pos PI Jemaat Kanaan Wapbera ini sudah memenuhi syarat baik dari SDM maupun kesiapan jemaat, sehingga papan nama dari Pos PI sudah disahkan menjadi jemaat dan akan diusulkan dalam Raker III Klasis Tembagapura.

Sementara itu, Kepala Desa Balundi, Obeth Janampa mengatakan, hampir 22 tahun masyarakat menginginkan gereja. Sehingga hal yang diberikan ini merupakan hal terbesar dari Tuhan melalui ibu Ancelina Beanal.

Kepala Suku Balundi, Andrianus Janampa mengapresiasi Dewan Ancelina Beanal karena selama 22 tahun masyarakat di Pos Pi sampai sekrang di tahun 2024 baru merasakan pembangunan Gereja yang megah. Sebelumnya masyarakat telah mengusulkan kepada PTFI maupun Pemerintah namun tidak pernah ada jawaban untuk membangun gereja.

“Saya juga menyampaikan kepada PTFI dan pemerintah bahwa kita di wilayah perbatasan-perbatasan ini sulit sekali transportasi. Coper susah sekali masuk, padahal kami ini termasuk dampak dari PTFI. Saya sampaikan aspirasi kami kepada pemerintah untuk bisa membangun renovasi rumah, instalasi air bersih dan jembatan buat kami masyarakat,” harapnya.

Kepala Suku Jangkup, Isakh Jangkup menegaskan, selama puluhan tahun masyarakat hanya menikmati dari desa, sehingga masyarakat benar-benar belum menikmati pembangunan dari pemerintah hingga sekarang.

Tapi dengan adanya gereja ini luar bias. Banyak dewan menentukan anggaran tapi dana pokir-pokir dewan itu tidak pernah sampai ke masyarakat. Tapi dengan adanya gereja salah satu Pokir dari Dewan Ibu Ancelina Beanal bisa langsung sampai ke pelosok-pelosok perbatasan Kampung Balundi ini yang merupakan perbatasan Intan Jaya dan Kabupaten Mimika.

Ketua Panitia Pembangunan Gereja, Simson Janampa menjelaskan, panitia mulai dibentuk dan bekerja sejak januari 2022 dan mulai bekerja full untuk pencarian dana di tahun 2023. Saat itu jemaat dan masyarakat sudah mengumpulkan material pasir dan batu tetapi untuk melakukan itu panitia tidak punya biaya. Namun karena bantuan dari Ibu Dewan Ancelina Beanal melalui Pokir Dewan membangun Gereja dapat terealisasi.

“Ke depan kami akan meresmikan gereja ini maka saya meminta dukungan dari semua pihak pemerintah, PTFI dan pihak lain, agar apa yang diingikan masyarakat dapat terealisasi,” pungkasnya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi