SALAM PAPUA (TIMIKA) - Sudah lebih dari satu tahun pesawat perintis tidak beroperasi di Kabupaten Mimika, dimana pesawat perintis ini melakukan pelayanan di distrik-distrik pegunungan.

Bupati Mimika, Johannes Rettob menjelaskan, penerbangan perintis dilelang melalui Kementrian Perhubungan di Jakarta. Dan ada dua proses pelelangan yang harus dilakukan, yang pertama tergantung jenis bandaranya dan kedua disesuaikan jenis pesawatnya.

Untuk Mimika pesawat perintis yang dapat masuk di wilayah pegunungan sesuai lapangan terbang (Lapter) yaitu pesawat Pilatus milik Susi Air, namun Susi Air tidak lagi mengikuti tender yang dilakukan Kementrian Perhubungan. Dengan alasan trauma atas kejadian penyanderaan pilotnya.

“Memang sudah satu tahun pesawat perintis di wilayah Mimika tidak lagi beroperasi atau tidak lagi melakukan penerbangan, karena apa?Karena Susi Air yang memiliki pesawat sesuai medan di wilayah Mimika, tidak lagi mengikuti tender Kementrian, karena adanya insiden yang terjadi atas Pilot Susi Air,” ujarnya, usai mengikuti Paripurna Mendengar Pidato Kenegaraan, diruang Paripurna DPRD Mimika, Jumat (16/8/2024).

Ia mengungkapkan, saat ini pihak Kementrian terus melakukan upaya untuk bagaimana agar ada penerbangan di wilayah Mimika. Menurutnya, ada dua hal solusi yang ia berikan, pertama mencari operator penerbangan yang memiliki jenis pesawat Pilatus, kedua Pemerintah Kabupaten Mimika harus memperbesar lapter di wilayah pegunungan.

“Kita mengurusi penerbangan ini tidak gampang. Memang jalan satu-satunya Kementrian mencari jenis pesawat yang sama untuk penerbangan ke sana, sampai saat ini belum ditemukan. Dan untuk langkah kedua namun ini memang prosesnya panjang, yaitu membesarkan lapter di wilayah perintis, seperti Alama dan lainnya,” pungkas Johannes.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi