SALAM
PAPUA (TIMIKA) - Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Kemenkes RI) bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) dan United States
Agency for International Development (USAID) meluncurkan program Partnership to
Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI)-Papua, yang diselenggarakan
di Hotel Swiss-Belinn Timika, Jumat (13/9/2024).
Kegiatan ini dihadiri Deputy Minister Of
Bappenas Tri Dewi Virgiyanti, Sekda Kabupaten Mimika Petrus Yumte, Direktur
USAID Indonesia Jeff Cohen, Director & EVP Sustainable Development PTFI
Claus Wamafma, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah Dr Silwanus Sumulle
dan OPD terkait di lingkup Pemkab Mimika.
Program ini bertujuan untuk mendukung
percepatan penurunan stunting dan peningkatan status gizi anak di tiga Kabupaten
dari dua provinsi yakni Kabupaten Mimika dan Kabupaten Nabire (Provinsi Papua
Tengah) serta Kabupaten Asmat (Provinsi Papua Selatan).
Sekda Mimika Petrus Yumte mengatakan,
pelaksanaan intervensi penurunan stunting perlu dilaksanakan secara
terintegrasi melalui pendekatan holistik dengan multi-pihak dan multi-sektor.
Pencegahaan ini untuk menciptakan generasi emas.
“Pemerintah daerah berkomitmen menurunkan
angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Diharapkan dengan adanya
PASTI-Papua, pendekatan strategi perubahan perilaku dapat dilakukan untuk
mendorong penerapan pemberian Air Susu Ibu (ASI), penerapan praktik pola makan
sehat dan nutrisi yang tepat, sesuai dengan konteks lokal, sehingga tercipta
generasi emas,” ujarnya.
National Director Wahana Visi Indonesia, Angelina
Theodora mengatakan, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023,
Provinsi Papua Tengah memiliki angka prevalensi stunting sebesar 39,4 persen
dengan jumlah kasus stunting sebanyak 46.128 kasus. Sementara angka prevalensi
stunting di Papua Selatan mencapai 25 persen dengan jumlah kasus stunting
sebanyak 33.304 kasus. Prevalensi stunting tersebut masih jauh dari harapan
Pemerintah Republik Indonesia yang mencanangkan target prevalensi stunting
nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.
“Jika tidak segera ditangani, anak dengan
stunting memiliki resiko perkembangan otak yang dapat berakibat pada
berkurangnya kemampuan kognitif yang mempengaruhi produktivitas kerja di masa
depan,” ujarnya.
Menurutnya, percepatan penurunan stunting di
Papua berhadapan dengan beberapa tantangan, mulai dari minimnya pengetahuan
masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan dan
pemantauan anak di Posyandu, hingga pemberian makanan dengan pemberdayaan
pangan lokal yang bergizi.
“Program PASTI-Papua sudah dibuat pada tanggal
25 April 2024 dan akan berkontrak hingga 2027. Wahana mendapatkan dukungan
penuh dari PTFI dan USAID sebagai mitra pendanaan. Kami sudah mulai bekerja dan
sudah membangun komunikasi lintas sektor,” ungkapnya.
Direktur USAID Indonesia, Jeff Cohen mengatakan,
Pemerintah Amerika Serikat senang dapat bekerja sama dengan PT Freeport
Indonesia dalam mendukung upaya Pemerintah Indonesia mencegah stunting pada
anak di Provinsi Papua Tengah dan Papua Selatan.
“Melalui kemitraan dengan masyarakat setempat,
pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya, kami akan mengembangkan
solusi berkelanjutan yang akan mengatasi akar masalah stunting,” ucapnya.
Sementara Director & EVP Sustainable
Development PTFI, Claus Wamafma mengungkapkan bahwa Freeport Indonesia
berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasi
perusahaan, yang salah satunya melalui investasi program kesehatan.
“Melalui program PASTI-Papua yang terpadu dan
terintegrasi serta bergotong-royong oleh semua pihak, kami berharap dapat
mengakselerasi upaya penurunan stunting dan meningkatkan status gizi anak
sehingga kesehatan masyarakat Papua terlindungi,” kata Claus.
Sedangkan Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak Kemenkes RI, dr. Lovely Daisy mengatakan, kemitraan PASTI-Papua bersama
Kementerian Kesehatan sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yaitu untuk
mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan berdaya
saing.
“Upaya promotif dan preventif menjadi landasan
dalam pencegahan terjadinya stunting baru di Indonesia termasuk perubahan
perilaku masyarakat. Semoga dengan adanya PASTI-Papua dapat mewujudkan
koordinasi dan konvergensi lintas sektor untuk percepatan penurunan stunting di
wilayah Papua,” katanya.
PASTI-Papua akan meningkatkan kualitas praktik
kesehatan gizi berbasis masyarakat melalui tiga pendekatan.
Pertama, intervensi komunikasi perubahan
perilaku sosial yang melibatkan tokoh masyarakat.
Kedua, meningkatkan kualitas pelayanan
Puskesmas melalui penguatan pelayanan kesehatan primer yang terintegrasi,
komprehensif dan preventif bagi ibu, anak dan remaja.
Ketiga, meningkatkan kapasitas kelembagaan dan
tata kelola kolaboratif di antara pemangku kepentingan dalam mewujudkan Rencana
Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN-PASTI) di tingkat sub-nasional
sampai pada penguatan mitra lokal.
Untuk diketahui, dalam implementasinya,
PASTI-Papua akan dijalankan oleh Wahana Visi Indonesia yang dalam acara
peluncuran hari ini diwakili Direktur Nasional Angelina Theodora.
Penulis: Evita
Editor: Jimmy