SALAM
PAPUA (TIMIKA) - Mantan Wakil Bupati Mimika, Johannes
Rettob, yang di akhir jabatannya menjabat sebagai Plt Bupati Mimika, menyampaikan
terima kasihnya kepada masyarakat dan semua stakeholder yang telah bersama-sama
membangun Kabupaten Mimika selama 5 tahun terakhir.
Masa jabatan OMTOB berakhir di 6 September
2024 lalu, yang mana sesuai aturan pemberhentian masa jabatan seharusnya dilakukan
melalui Paripurna Pengusulan Pemberhentian Bupati dan Wakil Bupati Mimika oleh
DPRD, namun lantaran alasan tertentu maka Paripurna tersebut tidak dilakukan.
“Terkesan pemberhentian ini begitu saja. Saya
pribadi mohon maaf apabila semasa menjabat kami tidak melakukan yang sesuai
dengan kemauan masyarakat, namun yang pasti kita telah melakukan hal-hal yang
lebih baik,” ujarnya saat menggelar jumpa pers di kediamannya di Jalan Hasanuddin
Timika, Minggu (8/9/2024).
Pria yang akrab disapa John Rettob ini menjelaskan,
dalam kepemimpinan OMTOB, 65 persen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) telah berhasil direalisasikan, dan ke depannya dapat dilanjutkan.
Adapun berbagai program OMTOB yang telah
terealisasi adalah sebagai berikut:
Untuk aspek kesehatan di Mimika, OMTOB telah
melakukan banyak program sehingga malaria di Mimika telah turun 30 persen, dan semoga
permintaan Presiden terkait eliminasi Mimika dapat terwujud di tahun 2030.
“Kita sudah ciptakan aplikasi terkait
pendataan malaria menggunakan NIK, sehingga kasus malaria ini bisa ditangani
dengan memantau masyarakat saat meminum obat,” jelasnya.
Untuk stunting, di Kabupaten Mimika telah
turun menjadi 14 persen dan telah tercatat secara Nasional, dimana untuk Provinsi
Papua Tengah, Kabupaten Mimika yang terbaik dari penyajian data hingga
penanganan stunting.
Untuk pendidikan, Kabupaten Mimika masih
membutuhkan 500 guru, dan saat ini Pemkab Mimika telah menyurat kepada
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia (Menpan RB RI) untuk penambahan guru tersebut.
“Terkait IPM kita memang tinggi, namun yang
harus kita bedah lagi adalah penghitungan IPM berdasarkan Kampung dan Distrik,
sehingga kita bisa mengukur indeksnya, dan bisa kita mengetahui wilayah mana
yang harus kita ke depankan,” ungkapnya.
Kemudian terkait ekonomi, di Kota memang
terlihat stabil, namun di dataran tinggi belum begitu meningkat, sehingga
Pemkab Mimika terus mengaktivasi semua UMKM di Mimika. Sekitar 18.000 UMKM yang
telah tercatat di aplikasi UMKM milik Kementerian Koperasi.
Selanjutnya untuk pembangunan infrastruktur di
Mimika kurang maksimal di wilayah pinggiran, namun di wilayah pesisir seperti di
Potowayburu dan Agimuga saat ini telah diaspal.
“Ada 1.500 rumah sehat yang telah dibangun
menggunakan DD dan ada 2.000 rumah sehat menggunakan APBD. Jadi apabila ada
berita yang mengatakan bahwa masyarakat Poumako tidak memiliki rumah, itu tidak
benar, karena mereka punya rumah di Kampung dan di Poumako mereka hanya
sementara,” tuturnya.
Untuk program air bersih, Dia menjelaskan, di wilayah
Kota telah selesai, sedangkan di wilayah Pesisir sedang dibangun mulai dari
sumur bor dan juga air payau yang dirubah menjadi air biasa, sehingga dirinya
berharap di akhir tahun dapat dinikmati masyarakat.
Untuk toleransi beragama di Mimika selalu
saling menghargai. Contohnya MTQ dan Pesparawi yang dilaksanakan dengan sangat
meriah.
Terkait Budaya, Pemkab Mimika selalu menegaskan
kepada semua stakeholder dan masyarakat untuk selalu menghargai kebudayaan
masing-masing terutama budaya Amungme dan Kamoro sehingga slogan salam “Amolongo,
Nimaowitimi, Saipa” harus terus digunakan.
Penulis: Evita
Editor: Jimmy