SALAM PAPUA (TIMIKA) — Puluhan pelajar dan mahasiswa dari tujuh suku di Mimika yang tergabung dalam Solidaritas Calon Mahasiswa Papua (Sol-Camap) menggelar aksi damai di halaman kantor Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), Jalan Yos Sudarso, Senin (27/4/2025).
Pantauan Salampapua.com, para peserta aksi membawa sejumlah pamflet bertuliskan aspirasi mereka, mempertanyakan rencana YPMAK terkait program beasiswa jalur prestasi untuk perguruan tinggi negeri (PTN).
Setelah menyampaikan aspirasi di halaman kantor, manajemen YPMAK yang dipimpin Ketua Pengurus Leonardus Tumuka, mengundang beberapa koordinator aksi untuk berdiskusi di ruang pertemuan lantai dua.
Koordinator Aksi, Peniel Zagani, menyoroti rencana pembatasan beasiswa jalur prestasi hanya untuk anak-anak suku Amungme dan Kamoro. Ia mempertanyakan nasib anak-anak dari lima suku kerabat lainnya.
“Sejak awal YPMAK berdiri, ada lima suku kerabat selain Amungme dan Kamoro. Kalau beasiswa jalur prestasi hanya untuk dua suku, lalu kami dari lima suku lainnya mau dikemanakan?" ujar Peniel.
Senada dengan itu, Jebe Kobagau juga menyatakan penolakannya terhadap jalur prestasi. Ia mengusulkan agar YPMAK memperbanyak kuota jalur umum.
“Saya berprestasi, tapi gagal di Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Sangat sulit bersaing dengan daerah lain yang persiapannya lebih matang karena difasilitasi pemerintah," kata Jebe.
Penolakan terhadap program jalur prestasi juga disampaikan Yongky Sondegau dan perwakilan perempuan, Vanny Pigai.
Dalam pernyataan sikap tertulis yang diserahkan kepada manajemen YPMAK, Sol-Camap menyampaikan bahwa YPMAK didirikan atas keberpihakan kepada masyarakat Amungme, Kamoro, serta lima suku kerabat (Dani, Damal, Moni, Nduga, dan Mee). Mereka menuntut YPMAK:
Menambah kuota beasiswa dari 3.000 menjadi 6.000 penerima. Tidak melakukan diskriminasi terhadap lima suku kerabat dan Papua lainnya. Menghapus program jalur prestasi dan kembali ke sistem beasiswa reguler. Dan bermitra dengan Pemerintah Kabupaten Mimika untuk membangun kampus berstandar internasional, mengingat APBD Mimika tahun 2025 mencapai Rp 6,3 triliun.
Menanggapi aspirasi tersebut, Ketua Pengurus YPMAK, Leonardus Tumuka, mengapresiasi sikap santun para mahasiswa.
“Saya sangat bangga melihat adik-adik menyampaikan aspirasi dengan cara yang santun," ujar Leonardus, didampingi Kepala Biro Pendidikan YPMAK, Fery Uamang.
Leonardus menjelaskan bahwa program jalur prestasi merupakan langkah awal untuk meningkatkan kualitas SDM anak-anak Papua. Dalam tahap awal, program ini dirancang untuk mengakomodir 20 anak Amungme dan Kamoro, namun ke depan akan dibuka juga untuk lima suku kerabat dan Papua lainnya.
“Kita ingin ada kompetisi di antara anak-anak kita. Sebagai permulaan, kita ukur dulu kualitas dengan 20 anak, lalu kita kembangkan untuk semua,” jelasnya.
YPMAK juga berencana bekerja sama dengan Pemkab Mimika untuk mengadakan pelatihan atau bimbingan khusus, agar anak-anak dapat lebih siap bersaing di tingkat nasional.
“Harapan kami, adik-adik Sol-Camap dapat memahami upaya ini. YPMAK tetap berkomitmen mendorong anak-anak tujuh suku agar mampu berkompetisi secara nasional,” tutup Leonardus.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi