SALAM PAPUA (TIMIKA) – Bupati Mimika, Johannes Rettob, menemui ratusan warga dari Distrik Jila, Hoya, Alama, dan Tembagapura yang menggelar aksi menuntut dibukanya kembali layanan transportasi udara subsidi di halaman Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Mimika, Jalan C. Heatubun, Selasa (29/4/2025).

"Saya sangat senang dengan kehadiran bapak dan ibu. Ini luar biasa, karena datang dengan damai. Saya paham, memang sudah lama tidak ada lagi pesawat yang melayani ke wilayah gunung," ujar Bupati Rettob didampingi Kapolres Mimika, AKBP Billyandra Hildiario Budiman, dan Kepala Dishub Mimika, Jania Bazir.

Bupati menjelaskan, akses transportasi udara ke wilayah pegunungan terhenti sejak terjadi gangguan keamanan, khususnya di Jila dan Hoya. Namun, pemerintah berkomitmen untuk segera mencari solusi agar layanan subsidi udara dapat kembali beroperasi dan melayani masyarakat di empat distrik tersebut.

"Bapak dan ibu harus sabar, saya akan buka akses supaya pesawat terbang kembali ke gunung," tegasnya.

Bupati Rettob juga mengungkapkan, dirinya memahami kesulitan masyarakat karena pernah merasakan langsung sulitnya akses transportasi di wilayah pegunungan. Karena itu, ia berupaya agar layanan udara subsidi bisa kembali dibuka secepatnya.

Terkait stigma "zona merah" di wilayah pegunungan, Bupati menyebutkan, hal ini akan dibahas bersama TNI-Polri. Ia menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat untuk menjamin stabilitas keamanan di setiap distrik.

"Bapak dan ibu harus siap dan mau bersama pemerintah dan TNI-Polri untuk menjaga keamanan di distrik masing-masing," pesannya.

Sebelumnya, subsidi penerbangan bagi masyarakat Mimika didukung oleh Kementerian Perhubungan. Namun, akibat gangguan keamanan seperti insiden pembakaran pesawat di Alama dan penyanderaan pilot, operasional penerbangan ke wilayah gunung sempat terhenti. Akibatnya, anggaran subsidi dari Kemenhub pun dicabut.

Saat ini, Pemkab Mimika berinisiatif mengalokasikan anggaran sendiri untuk subsidi penerbangan di tahun 2025. Meski begitu, Bupati mengakui, tantangan tetap ada, terutama dalam meyakinkan operator penerbangan untuk kembali beroperasi di wilayah tersebut.

"Meski kita siap membayar mahal, operatornya tetap ragu. Namun, kami akan terus berupaya dan melobi agar layanan penerbangan subsidi bisa kembali berjalan," pungkasnya.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi