SALAM PAPUA (TIMIKA) – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mimika menggelar Rapat Koordinasi Studi Komparatif terkait pengembangan Kampung Kerukunan dan Toleransi, bertempat di ruang rapat FKUB, Rabu (17/6/2025). Rapat ini dipimpin langsung oleh Ketua FKUB Mimika, Dr. Jeffrey Hutagalung, M.Phil, didampingi Sekretaris FKUB I Made Sudiarta.

Rapat tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Badan Kesbangpol Mimika, Alfasiah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mimika Gabriel Rettobyanan, S.Ag, serta unsur TNI-Polri dan anggota FKUB lainnya.

Dalam waktu dekat, FKUB Mimika dijadwalkan melakukan studi komparatif ke beberapa lokasi, di antaranya tiga Kampung Kerukunan di Provinsi Bali (Pakraman, Bangli, dan Klungkung), serta Kampung Kerukunan di Kota Sorong, Papua Barat Daya.

“Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan kerja, tapi benar-benar studi komparatif untuk melihat secara langsung bagaimana sebuah daerah mengelola kerukunan antarumat beragama secara terstruktur dan berbasis kearifan lokal,” ujar Dr. Jeffrey.

Ia menjelaskan bahwa tujuan utama studi ini adalah untuk mempersiapkan Mimika dalam meraih Harmony Award penghargaan dari Kementerian Agama kepada daerah yang mampu menjaga dan membangun nilai-nilai toleransi dan kerukunan secara berkelanjutan.

“Kita sedang mengejar pencapaian ini sebagai sebuah prestasi strategis. Mimika diusulkan menjadi penerima Harmony Award yang penilaiannya akan dilakukan sebelum Oktober 2025. Ini akan menjadi kebanggaan luar biasa, terlebih karena Pak Bupati Mimika telah dijuluki masyarakat sebagai 'Bapak Toleransi',” tambahnya.

Menurut Jeffrey, salah satu lokasi yang akan dijadikan percontohan Kampung Kerukunan di Mimika adalah Kampung Limau Asri SP5. Untuk mendukungnya, direncanakan pembangunan gapura kampung toleransi dan tugu kerukunan sebagai simbol harmoni.

Sementara itu, Sekretaris Kesbangpol Mimika, Alfasiah, menegaskan dukungan penuh dari pemerintah daerah terhadap program FKUB. Ia menyatakan pihaknya berada di garda terdepan dalam mendukung seluruh agenda yang dicanangkan FKUB.

“Kami optimis, dengan sinergi yang kuat, Mimika bisa meraih Harmony Award. Asalkan seluruh unsur masyarakat dan pemangku kepentingan mendukung secara maksimal,” ujarnya.

Adapun indikator utama penilaian Harmony Award meliputi: Masuknya program kerukunan dalam RPJMD daerah, dukungan pembiayaan dari pemerintah terhadap kegiatan keagamaan, tingkat heterogenitas masyarakat, keterlibatan tokoh agama dan adat, serta skor indeks kerukunan yang harus terpenuhi tanpa kekurangan hingga 10 persen.

“Kami akan menyerap yang baik dari Bali, namun tetap mengutamakan 100 persen kearifan lokal Mimika dalam perwujudan Kampung Kerukunan. Yang kita cari adalah pengakuan formal dari pusat bahwa Timika adalah kota toleransi,” pungkas Ketua FKUB Mimika.

Penulis/Editor: Sianturi