SALAM PAPUA (TIMIKA)- Dewan Kerajinan Nasional Daerah
(Dekranasda) Kabupaten Mimika menggelar Rapat Kerja (Raker) Tahun 2025 di salah
satu hotel di Timika, Selasa (10/6/2025). Agenda ini menjadi ruang
strategis untuk merumuskan program-program pengembangan sektor kerajinan yang
berkeadilan dan berpihak pada pengrajin lokal, khususnya Orang Asli Papua
(OAP).
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Mimika,
Inosensius Yoga Pribadi, S.H., M.H., menyampaikan bahwa raker ini sejalan
dengan visi “Mimika Rumah Kita Bersama”, yang menekankan pentingnya penguatan
identitas lokal dan keunikan budaya daerah.
“Kita perlu terus menggali, melestarikan, dan mengembangkan
potensi kerajinan khas Mimika yang mencerminkan jati diri dan nilai-nilai
lokal,” ujar Yoga.
Ia menekankan bahwa perajin OAP perlu didorong untuk
meningkatkan kualitas produk, inovasi desain, serta pemahaman terhadap pasar.
Oleh karena itu, pelatihan, pendampingan usaha, akses teknologi, dan pembiayaan
harus menjadi bagian dari strategi lintas sektor yang melibatkan Dekranasda dan
mitra kerja lainnya.
Yoga juga menambahkan pentingnya pemetaan potensi lokal
sebagai dasar penyusunan program yang berbasis kebutuhan nyata, serta perlunya
pelatihan teknis seperti inovasi desain, teknik pewarnaan alami, dan produksi
modern.
“Pemetaan juga penting untuk membuka akses pasar, baik
melalui pameran, marketplace, media sosial, hingga kemitraan usaha. Kita perlu
mendorong pembentukan galeri tetap atau rumah kerajinan sebagai etalase produk
Mimika, serta membantu pengurusan sertifikasi produk, label halal, dan HAKI
(Hak atas Kekayaan Intelektual),” jelasnya.
Ketua Harian Dekranasda Mimika, Nella Manggara, menyatakan
bahwa raker ini menjadi momentum menyatukan program dari lima bidang kerja
Dekranasda, serta menyusun roadmap pengembangan kerajinan daerah secara
berkelanjutan.
“Dekranasda hadir untuk mengangkat para pengrajin lokal,
baik dari industri kecil maupun menengah, seperti pembuat ukiran, anyaman, dan
pengolah bahan pangan lokal seperti buah mangrove, ulat sagu, dan tambelo,”
jelas Nella.
Ia menegaskan, fokus tahun ini diberikan kepada pengrajin
OAP yang selama ini belum terakomodir dengan baik. Menurutnya, banyak hasil
kerajinan yang hanya menumpuk tanpa pasar yang jelas.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi