SALAM PAPUA (TIMIKA) – Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), sebagai pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI), berhasil meraih dua penghargaan emas (Gold) dan satu Excellent (setara Gold Plus) dalam ajang Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pengembangan Desa Berkelanjutan (PDB) Award 2025.

Dua penghargaan emas diraih melalui Program Guru Kontrak dan Kampung Sehat, sementara penghargaan Excellent diberikan kepada Ketua Pengurus YPMAK atas kepemimpinan dan tata kelola yayasan yang dinilai visioner dan berkomitmen tinggi.

Penilaian dilakukan secara faktual melalui kunjungan langsung tim juri ke lapangan guna meninjau implementasi program, dampaknya, serta tata kelola yayasan dalam mendesain dan mengintervensi kebutuhan masyarakat.

“Kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan YPMAK. Dengan masa kepengurusan yang belum genap satu tahun, namun sudah memperlihatkan komitmen, visi, dan integritas,” ujar Sonny Sukada, Direktur Pengembangan dan Kerja Sama The Duke of Edinburgh's International Award Foundation Indonesia, dalam rilis yang diterima Salampapua.com, Sabtu (14/6/2025).

Sonny menegaskan, meski penghargaan diberikan, program-program yang diajukan masih menyisakan sejumlah ruang perbaikan, terutama dalam aspek dokumentasi dan pengukuran dampak. Penghargaan diberikan bukan sebagai bentuk akhir, melainkan motivasi untuk peningkatan kinerja berkelanjutan.

“Emas diberikan dengan catatan, karena masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Sedangkan predikat Excellent diberikan kepada Ketua YPMAK karena menunjukkan arah kepemimpinan yang kuat dan kejujuran dalam mengevaluasi diri,” tambahnya.

Sementara itu, untuk kategori Sanitasi Terpadu Berbasis Masyarakat (STBM) dan Pemberdayaan Ekonomi, YPMAK meraih penghargaan perak (Silver), karena program dinilai masih membutuhkan penguatan agar layak naik ke level emas.

Sekretaris Jenderal Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF), Nurul Iman, menjelaskan bahwa tahun ini penilaian CSR dan PDB Award dilakukan secara lebih komprehensif dan kompleks, dengan indikator ketat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga komunikasi dengan pemangku kepentingan.

“Beberapa dokumen penunjang seperti laporan perencanaan hingga komunikasi program belum sepenuhnya dilengkapi. Ini penting karena dokumen-dokumen tersebut menjadi indikator utama dalam mengukur keberhasilan program,” ujarnya.

Senada, Sari Arta Uli Aritonang selaku Koordinator Fasilitasi Pembangunan Sarana dan Prasarana Ekonomi dan Sosial Budaya, Ditjen PDP Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, menyebut bahwa keberhasilan YPMAK meraih emas merupakan lompatan positif yang patut diapresiasi.

Namun demikian, ia menekankan agar penghargaan ini tidak menjadi akhir, melainkan awal untuk membangun kolaborasi lebih luas, termasuk dengan pemerintah daerah dan kampung, demi mewujudkan kemandirian masyarakat.

“Sudah saatnya program-program CSR diarahkan untuk mendorong kampung lepas dari ketergantungan dan beralih status dari tertinggal menjadi mandiri,” tegasnya.

Sebagai informasi, penyerahan resmi penghargaan CSR dan PDB Award 2025 dijadwalkan akan berlangsung pada Agustus 2025, dan rencananya akan diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi