SALAM PAPUA (TIMIKA) – Masyarakat Kampung Atuka, Distrik Mimika Tengah, mengeluhkan kondisi sungai yang semakin dangkal dan mendesak Pemerintah Kabupaten Mimika segera melakukan pengerukan untuk memulihkan jalur transportasi air.

Salah satu warga Atuka, Pius Apuratea, mengungkapkan bahwa pendangkalan sungai sangat menghambat aktivitas warga, khususnya untuk menjual hasil tangkapan ke Timika. Perjalanan yang seharusnya cepat kini memakan waktu berjam-jam akibat perahu sering kandas di tengah jalan.

“Kami kesulitan menuju Timika karena sungai sangat dangkal akibat tumpukan lumpur,” ujar Pius, Sabtu (26/7/2025).

Keluhan ini dibenarkan oleh Kepala Distrik Mimika Tengah, Thobias Bak'a. Ia menyatakan bahwa persoalan tersebut sudah lama menjadi aspirasi warga yang terus disuarakan dalam berbagai forum, termasuk Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

“Jalur perlintasan dari Atuka ke Timika itu melalui Kali Ippa dan Kampus Biru. Dua jalur ini perlu dinormalisasi agar transportasi masyarakat bisa kembali lancar,” jelas Thobias.

Selain persoalan pendangkalan sungai, masyarakat Atuka juga sangat membutuhkan transportasi laut umum, seperti kapal atau perahu yang dikelola langsung oleh pemerintah.

“Keluhan ini hampir setiap hari disampaikan warga, terutama saat Musrenbang. Mereka berharap ada transportasi laut reguler yang bisa membantu mobilitas mereka,” ujarnya.

Thobias juga mengungkapkan persoalan lain yang menjadi perhatian warga, yakni keterbatasan akses listrik. Saat ini, listrik hanya menyala selama 6 jam sehari. Warga berharap agar aliran listrik dapat ditingkatkan menjadi 12 jam, masing-masing 6 jam pada siang hari dan 6 jam di malam hari.

“Saya sudah empat kali bersurat ke PLN. Mereka menyampaikan bahwa operasional belum tertutupi dari pemakaian meteran yang ada, jadi solusinya harus ada subsidi dari Pemda,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk kebutuhan air bersih, Thobias mengatakan bahwa proses pengerjaan sarana distribusi air saat ini sedang berlangsung, dan diharapkan segera dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi