SALAM PAPUA (TIMIKA)- Ikan asin kerap menjadi lauk andalan
karena praktis dan lezat. Namun, di balik kelezatannya, ikan asin menyimpan
risiko tersendiri bagi kesehatan, terlebih karena kandungan garamnya yang
tinggi. Pastikan Anda mengetahui manfaat, risiko, serta tips aman menikmati
ikan asin agar tetap sehat.
Ikan asin diolah melalui proses pengawetan dengan garam agar
tahan lama tanpa lemari pendingin. Hampir semua jenis ikan dapat diolah menjadi
ikan asin, seperti ikan teri, jambal, peda, sepat, hingga gabus.
Ikan asin umumnya mengandung protein, kalsium, fosfor,
vitamin B, dan zat besi. Walaupun bernutrisi, ikan asin sebaiknya tidak
dikonsumsi berlebihan. Kandungan garam yang tinggi pada ikan asin memang
efektif mencegah pertumbuhan bakteri, tetapi juga dapat meningkatkan risiko
terjadinya hipertensi dan gangguan ginjal jika porsinya terlalu banyak.
Selain itu, potensi kontaminasi bahan kimia atau mikroba
juga bisa terjadi jika pengolahan dan penyimpanan ikan asin tidak dilakukan
secara higienis.
Manfaat Ikan Asin sebagai Sumber Protein Praktis
Ikan asin merupakan salah satu sumber protein hewani yang
terjangkau, sehingga sering dijadikan pilihan lauk oleh banyak keluarga di
Indonesia. Berikut ini adalah beberapa manfaat ikan asin yang bisa diperoleh
jika dikonsumsi dengan bijak:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh
Ikan asin mengandung vitamin B12 yang dapat mendukung
produksi sel darah merah. Sel darah merah sendiri akan membawa oksigen ke
seluruh tubuh dan berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh. Sistem imun
yang kuat membuat Anda lebih terlindungi dari penyakit.
2. Mendukung pemulihan tubuh
Ikan asin kaya akan protein yang berperan dalam memperbaiki
jaringan yang rusak akibat luka atau sakit, serta mendukung pertumbuhan sel-sel
baru. Protein juga penting untuk memperkuat sistem imun agar tubuh dapat
melawan infeksi dengan baik.
3. Menambah energi
Vitamin B12 dan protein dalam ikan asin dapat membantu
proses metabolisme, yaitu proses perubahan makanan menjadi energi. Dengan
demikian, tubuh akan mendapatkan cukup tenaga untuk melakukan berbagai
aktivitas harian.
4. Meningkatkan nafsu makan
Rasa gurih dan aroma khas ikan asin mampu membangkitkan
selera makan, terutama bagi orang yang sedang masa penyembuhan atau sedang
tidak nafsu makan akibat kondisi tertentu. Apabila nafsu makan meningkat,
asupan nutrisi pun bisa lebih terjaga.
5. Mendukung pembentukan otot
Protein pada ikan asin dapat mendukung pembentukan dan
pemeliharaan otot. Manfaat ini sangat dibutuhkan oleh anak-anak yang sedang
dalam masa pertumbuhan, orang dewasa yang aktif secara fisik, serta lansia,
agar otot tetap kuat sehingga tidak mudah lemas atau kelelahan.
6. Memperkuat tulang dan gigi
Manfaat ikan asin dalam menjaga kepadatan serta kekuatan
tulang dan gigi diperoleh dari kandungan kalsium dan fosfor di dalamnya.
Nutrisi ini bermanfaat untuk mencegah osteoporosis pada lansia dan mendukung
pertumbuhan tulang pada anak-anak.
Kelebihan lain dari ikan asin adalah kemudahannya dalam
penyimpanan dan daya tahan yang lama, sehingga cocok sebagai cadangan lauk di
rumah. Harganya yang relatif lebih murah dibandingkan daging atau ikan segar
juga membuat ikan asin menjadi alternatif sumber protein yang ekonomis.
Risiko Kesehatan Konsumsi Ikan Asin Berlebihan
Meski ikan asin punya banyak manfaat, konsumsi secara
berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti:
1. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Kandungan garam atau natrium pada ikan asin sangat tinggi
karena proses pengawetan. Jika sering mengonsumsi ikan asin dalam jumlah
banyak, tubuh akan menerima asupan natrium yang melebihi kebutuhan harian.
Hal ini bisa menyebabkan tekanan darah meningkat, terutama
pada orang yang sudah memiliki riwayat hipertensi, lansia, atau penderita
penyakit jantung.
2. Gangguan ginjal
Ginjal berfungsi untuk menyaring limbah dan kelebihan garam
dari darah. Jika tubuh menerima terlalu banyak garam dari makanan, ginjal harus
bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan tersebut. Dalam jangka panjang,
beban ini dapat merusak fungsi ginjal dan meningkatkan risiko terjadinya
penyakit ginjal kronis.
3. Kanker lambung
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan bergaram
tinggi, seperti ikan asin, dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker lambung. Garam berlebih dapat merusak lapisan lambung dan
memicu munculnya luka atau peradangan, yang lama-kelamaan berisiko menjadi sel
kanker.
Selain itu, proses pengawetan ikan asin kadang juga
menghasilkan zat kimia tertentu yang berkontribusi dalam meningkatkan risiko
terjadinya kanker.
4. Potensi kontaminasi
Selain kandungan garam, ikan asin yang diolah atau disimpan
dengan cara yang tidak higienis dapat terkontaminasi bakteri, jamur, atau bahan
kimia berbahaya, seperti formalin. Kontaminasi ini bisa menyebabkan keracunan
makanan atau masalah kesehatan lain, seperti mual, muntah, diare, dan gangguan
pada organ tubuh tertentu. (Alodokter)
Editor: Sianturi