SALAM PAPUA (TIMIKA) – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB)
Kabupaten Mimika bersama BKKBN Provinsi Papua Tengah menggelar kegiatan
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana berbasis
kearifan budaya lokal, Kamis (11/9/2025).
Penyuluh KB Ahli Pratama Kementerian Kependudukan
Pembangunan Keluarga Papua, Yusdam Arrang Bua, menjelaskan bahwa kegiatan ini
merupakan bagian dari program Bangga Kencana sekaligus perluasan gerakan Orang
Tua Cegah Stunting (Genting). Gerakan ini menekankan pentingnya gotong royong
melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam pencegahan stunting.
“Melalui kegiatan ini, kami juga mendorong gerakan Ayah
Teladan Indonesia, agar kaum laki-laki lebih terlibat dalam pengasuhan anak.
Faktanya, keterlibatan ayah dalam tumbuh kembang anak masih sangat minim,”
ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, orang tua diperkenalkan dengan
Kerabat Kelas Orang Tua Hebat yang menghadirkan materi dari dokter anak, ahli
gizi, hingga praktisi keluarga. Selain itu, turut disosialisasikan program
nasional Lansia Berdaya (SIDAYA) yang digagas Kemenko PMK melalui BKKBN.
Program ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup lansia melalui pemeriksaan
kesehatan, sekolah lansia, pelatihan perawatan jangka panjang, hingga program
kewirausahaan agar lansia tetap sehat, aktif, dan produktif.
“Program ini ingin menunjukkan bahwa lansia tidak boleh
dianggap sebagai beban keluarga, melainkan tetap bisa mandiri dan berdaya,”
tambah Yusdam.
Kegiatan dilakukan dengan pendekatan budaya lokal dengan
melibatkan tokoh masyarakat, adat, agama, dan kader kesehatan. Panitia juga
membagikan buku resep gizi dengan bahan pangan lokal Papua menggunakan bahasa
sederhana agar mudah dipahami masyarakat.
Sementara itu, Kepala Seksi Jaminan Ber-KB DP3AP2KB Mimika,
Amelia Ibo, menekankan pentingnya sosialisasi ini dilakukan secara
berkelanjutan. Menurutnya, pencegahan stunting harus dimulai dari rumah tangga,
salah satunya dengan mengikuti program keluarga berencana (KB).
“Dengan membatasi jarak kelahiran, pola asuh orang tua bisa
lebih fokus sehingga tumbuh kembang anak terjamin. Semua dimulai dari keluarga
masing-masing,” tegas Amelia.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi