SALAM PAPUA (NABIRE) – Lomba Musik Akustik Tradisional Papua yang digelar oleh Dewan Kesenian Provinsi Papua Tengah (DKPT) berlangsung meriah di Morgo, Kabupaten Nabire, Jumat (24/10/2025). Dari 13 grup peserta, Group Tigi Peku asal Kabupaten Deiyai berhasil keluar sebagai juara pertama.

Ketua Panitia Pelaksana, Alex Sander Giyai, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi, serta mendorong grup-grup musik lain untuk turut serta di kesempatan berikutnya.

“Bagi yang belum sempat ikut karena kesibukan, kami berharap di tahun depan bisa hadir dan menampilkan bakat musik sesuai talenta yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan untuk para juara, jangan cepat puas, tetapi terus tingkatkan kemampuan,” ujar Alex kepada Salampapua.com.

Alex juga berharap agar kegiatan serupa dapat semakin banyak melibatkan grup musik tradisional dari berbagai daerah di Papua Tengah, sehingga bisa memberikan hiburan sekaligus memperkuat kecintaan masyarakat terhadap musik tradisional Papua.

Kata dia, juara pertama diraih Group Tigi Peku dari Deiyai, juara kedua Group Awaawe, dan juara ketiga Group SP Rut.

Sementara itu, Ketua DKPT Papua Tengah, Nofit Nawipa menyampaikan selamat kepada para pemenang dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya kegiatan tersebut.

“Terima kasih kepada semua simpatisan dan grup musik yang telah meramaikan lomba ini. Bagi yang juara, jangan puas dengan hasil hari ini. Teruslah berlatih agar musik tradisional Papua bisa tampil di tingkat nasional bahkan internasional,” ujarnya.

Nofit menegaskan, kegiatan ini merupakan lomba musik akustik tradisional pertama di Papua Tengah, dan diharapkan menjadi momentum kebangkitan kesenian daerah.

“Ini bukan akhir perjuangan bagi yang belum juara, melainkan keberhasilan yang tertunda. Tahun depan, jika ada kesempatan, kita akan kembali menggelar lomba seperti ini dengan kualitas yang lebih baik,” tuturnya.

Ia berharap, melalui kegiatan ini, generasi muda Papua semakin mencintai dan menjiwai musik tradisional sebagai identitas budaya yang patut dibanggakan.

Penulis: Elias Douw

Editor: Sianturi