SALAM PAPUA (TIMIKA) – Peningkatan sektor sosial, kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat kembali menjadi fokus utama dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Mimika 2025–2029.

Penegasan ini disampaikan saat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Mimika menggelar Rapat Koordinasi Penyusunan RAD SDGs di Ruang Rapat Bappeda, Jalan Mayon, Kamis (20/11/2025).

Fokus tersebut memastikan arah pembangunan Mimika tidak hanya bertumpu pada infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan layanan publik yang lebih tepat sasaran.

Sekretaris Bappeda Mimika, Yosep Manggasa, mengatakan rapat koordinasi ini rutin dilaksanakan setiap tahun untuk menghimpun data capaian dan target pembangunan dari berbagai pihak, termasuk nonpemerintah, akademisi, swasta, dan para pemangku kepentingan lainnya.

“Kita lakukan rapat ini setiap tahun untuk menjangkau pihak lain yang memiliki kontribusi bagi pembangunan. Data capaian mereka akan membantu memperkaya penyusunan RAD,” ungkapnya.

Menurutnya, data yang dihimpun akan diselaraskan dengan SDGs Mimika 2025–2029, mengingat pembangunan daerah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat.

Ia menekankan perlunya kolaborasi yang lebih intens antara pemerintah dan pihak lain agar program pembangunan berkelanjutan dapat berjalan lebih efektif.

“Dalam rapat ini, pihak terkait juga meminta agar kolaborasi diperkuat sehingga pelaksanaan program peningkatan pembangunan bisa lebih maksimal,” jelas Yosep.

Yosep menyebutkan, berbagai masukan terkait peningkatan layanan pendidikan, sosial, kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat mengemuka dalam pertemuan tersebut dan diproyeksikan menjadi prioritas pembangunan Mimika lima tahun mendatang.

“Semua program pembangunan harus diarahkan untuk menjangkau masyarakat miskin dan miskin ekstrem. Seluruh masukan akan ditindaklanjuti dan disepakati bersama dalam penyusunan program berkelanjutan,” tutupnya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi