SALAM PAPUA (NABIRE) – Kelompok yang menamakan diri Forum Gabungan Organisasi Kebangsaan Republik Indonesia di Papua Tengah mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Daerah Papua Tengah (DPDPT), Selasa (25/11), guna menyampaikan aspirasi dan pernyataan sikap. Sedikitnya terdapat empat poin aspirasi, salah satunya dukungan bagi TNI-Polri dalam penegakan hukum terhadap kelompok separatis di Papua Tengah.

Setelah pernyataan itu diberitakan, TPNPB melalui Komnas TPNPB-OPM merespons dengan mengeluarkan ancaman akan mengeksekusi agen intelijen militer Indonesia di Nabire yang disebut berprofesi sebagai tukang ojek.

Sorotan kemudian mengarah pada beberapa orang yang mengatasnamakan ojek dan memegang spanduk berisi empat poin aspirasi tersebut. Diketahui, oknum tersebut merupakan pengojek helm biru dari Komunitas Nabire Baru yang beranggotakan lebih dari 200 orang.

Situasi ini membuat sebagian pengojek merasa dirugikan karena pekerjaan mereka ikut terseret kepentingan kelompok tertentu. Merasa tempat mencari nafkah terancam, puluhan pengojek yang menjadikan ojek sebagai mata pencaharian utama berkumpul di Pasar Karang untuk menyampaikan klarifikasi bahwa mereka tidak terlibat dalam aksi tersebut maupun kelompok mana pun.

Pamax (31), pengojek Pasar Karang yang juga merupakan anggota Komunitas Nabire Baru, menegaskan bahwa tidak semua pengojek helm biru ikut dalam aksi itu.

“Kami mengklarifikasi soal pernyataan sikap kelompok kebangsaan. Di poster terlihat beberapa orang memakai helm biru dan mengatasnamakan ojek, tetapi itu tidak mewakili semua pengojek di Kota Nabire,” jelas Pamax kepada media ini, Kamis (27/11/2025) pagi.

Ia menegaskan bahwa dirinya dan rekan-rekannya bekerja sebagai pengojek semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidup.

“Kami di sini ojek hanya untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak memihak ke pihak mana pun, baik TNI maupun TPNPB-OPM. Tujuan kami hanya mengantar penumpang,” tuturnya.

Karena itu, menurutnya, jumpa pers dilakukan agar semua pihak tidak keliru dalam menyikapi isu tersebut.

Di tempat yang sama, pengojek helm biru lainnya, Yan (29), meminta agar oknum yang terlibat tidak menyeret seluruh pengojek.

“Kami minta kepada oknum-oknum yang memakai helm biru dan ikut aksi kemarin untuk tidak melibatkan kami yang sedang mencari nafkah di kota ini,” ungkapnya.

Yan menegaskan bahwa masalah ini hanya menyangkut oknum dan tidak boleh digeneralisasi.

“Kalau memang mau cari ka, itu langsung ke oknumnya saja. Tidak semua pengojek ikut terlibat. Kepada Kelompok TPNPB, kami para pengojek tidak semua begitu. Kalau mau cari, langsung ke orangnya,” tegas Yan.

Pernyataan tersebut disampaikan menyusul imbauan Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB kepada seluruh pasukan TPNPB di wilayah adat Meepago agar mengeksekusi seluruh pengojek Nabire yang menggunakan helm biru dan kuning.

“Mereka (helm biru dan helm kuning) bagian dari agen intelijen militer pemerintah Indonesia yang bekerja sama dengan pemerintah untuk merusak alam dan menghancurkan kehidupan orang Papua,” ujar Jubir TPNPB, Sebby Sambom, dalam siaran pers Selasa (25/11).

Penulis: Elias Douw

Editor: Sianturi