SALAM PAPUA (TIMIKA) - PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui program Community Christmas Flights mengerahkan helikopter untuk menerbangkan 90 ton bahan makanan dan beragam kebutuhan Natal milik warga yang tinggal di Lembah Aroanop, Lembah Tsinga, dan Lembah Jila, wilayah dataran tinggi di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Kepala Suku Aroanop Andreanus Janampa mengatakan, dukungan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena biaya angkut barang dengan helikopter sewa sangat mahal. Selain itu, setelah turun dari helikopter, warga masih harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki selama 2-4 jam menuju kampung mereka dengan rute menantang dan cukup beresiko melewati wilayah pegunungan, melintasi sungai dan jembatan.

"Terima kasih atas bantuan pengiriman bahan makanan ke Lembah Tsinga dan Aroanop. Sudah bantu sepuasnya, maka saya perwakilan kepala suku menyampaikan terima kasih banyak kepada PTFI. Tuhan memberkati," ujar Andreanus Janampa.

Salah satu Tokoh Masyarakat Yoab Beanal mengatakan dengan helikopter PTFI, bahan makanan dan kebutuhan Natal bisa tiba tepat waktu di kampung-kampung.

“Kami sangat berterima kasih kepada Tuhan yang memberkati kami melalui perusahaan ini. Kami sangat menghargai setiap upaya yang dilakukan,” katanya.

Senior Vice President (SVP) Sustainable Development PTFI, Nathan Kum mengungkapkan bahwa program Community Christmas Flight rutin dilakukan perusahaan sejak tahun 2015 untuk warga di sekitar wilayah operasional PTFI.

“Tujuannya untuk memudahkan warga membawa bahan makanan dan kebutuhan Natal yang mereka beli di Timika untuk diterbangkan ke kampung mereka. Dengan helikopter PTFI, pengangkutan bisa lebih cepat dan efektif sehingga mereka dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan suka cita,” ungkapnya.

Dari total 90 ton bahan makanan dan kebutuhan Natal yang dikirimkan, sebanyak 8,4 ton di antaranya merupakan bantuan bahan makanan dari PTFI. Setiap barang telah melewati pemeriksaan X-Ray di bandara sebelum diangkut dengan helikopter. Pengiriman dilakukan dengan metode sling load atau kabel baja untuk mengangkut kargo dengan cara digantung di bawah helikopter. Metode ini dilaksanakan sesuai standar keamanan penerbangan oleh tim aviasi PTFI.

Penerbangan helikopter berlangsung sebanyak 35 kali pada 7--23 Desember 2025 dengan keberangkatan dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Lembah Aroanop (titik penurunan barang di Kampung Ainggogin dan Kampung Jagamin), Lembah Tsinga (titik penurunan barang di Kampung Beanekogom dan Kampung Dolinigogin), dan di Lembah Jila (titik penurunan barang di Kampung Pasir Putih). Waktu tempuh untuk masing-masing perjalanan sekitar satu jam untuk pergi dan pulang. Metode ini dinilai cocok dan efektif, agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh menjemput barang milik mereka.

Setelah tiba di lokasi penurunan barang, warga membawa berbagai kebutuhan Natal itu ke masing-masing kampung. Di Lembah Aroanop terdapat tujuh kampung yakni Baluni, Jagamin, Ainggogin, Ainggigi satu dan Ainggigi dua, Ombani satu dan kampung Ombani dua. Di Lembah Tsinga terdapat delapan kampung yaitu Bebilawak, Dolinigogin, Beanekogom, Jongkogoma, Miniponigoma, Metember, Ulibugarki. Sedangkan di Jila terdapat 12 kampung antara lain Diloa, Diloa dua, Pasir putih, Jengkon, Bomogin, Pilik Ogom, Noema, Eralmakawia, Umpiliga, Bunarugun, Amuga Ogom, dan Kampung Wandud.

Diketahui untuk mencapai Lembah Aroanop dan Lembah Tsinga terdapat layanan helikopter dan pesawat komersil untuk mengangkut barang dan penumpang. Biaya sewa helikopter untuk mengirim barang mencapai sekitar Rp25-40 juta dengan kapasitas angkut 600-800 kg. Apabila menggunakan pesawat komersil bersubsidi, tarif untuk setiap penumpang sekitar Rp300.000 dan setiap orang hanya diizinkan membawa bagasi hingga 16 kg. Apabila ada kelebihan bagasi dikenakan biaya Rp 23.000 per kg. Di kawasan ini tidak ada kendaraan. Satu-satunya akses adalah berjalan kaki dan mengandalkan Porter atau tenaga pikul barang bila ada barang yang harus didistribusikan dari bandara ke kampung-kampung.

“Jika menggunakan helikopter PTFI dengan sling load akan sangat menyingkat waktu karena helikopter langsung ke kampung-kampung tersebut. Dengan demikian warga bisa berhemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya angkut barang,” tutur Nathan.

Ia menambahkan, selain mendukung penerbangan kargo barang kebutuhan Natal warga, PTFI mendukung angkutan darat yang membawa barang kebutuhan Natal dan mobilisasi warga di beberapa kampung di sekitar wilayah operasional PTFI yakni Kampung Banti 1, Banti 2, Kimbeli, dan Opitawak. Angkutan Natal ini dilakukan setiap hari pada periode 15—24 Desember 2025 dengan 36 perjalanan bus dan total penumpang 1.473 orang, serta total bahan makanan dan barang kebutuhan Natal sebanyak 126 ton.

Di Dataran Rendah, PTFI juga mendukung mobilitas warga dan angkutan barang warga Suku Kamoro di antaranya Kampung Koperapoka, Nayaro, Tipuka, Ayuka dan Nawaripi.

Editor: Jimmy