SALAM PAPUA (TIMIKA) – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Mimika, Reynold Rizal Ubra mengungkapkan bahwa pihaknya melakukan berbagai program untuk mempercepat penurunan angka penyakit malaria di Kabupaten Mimika.

Rey menjelaskan, salah satu cara Dinkes mempercepat penurunan angka malaria adalah melakukan koordinasi dengan semua pihak sebab permasalahan kesehatan bukan hanya urusan Dinkes namun urusan semua pihak termasuk masyarakat.

Adapun koordinasi dilakukan dengan pihak swasta seperti PT Freeport Indonesia (PTFI), Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), tokoh-tokoh masyarakat, serta Media sebagai penyambung informasi Dinkes.

“Jelas banyak pihak yang melakukan koordinasi dengan kita, namun saya yakin jurnalis juga menjadi pilar keempat (demokrasi termasuk) dalam urusan kesehatan sebagai penyambung informasi,” ujar Reynold saat melakukan pertemuan dengan para Jurnalis di Mimika, yang digelar di Hotel Grand Tembaga Timika, Sabtu (10/8/2024).

Sebagai salah satu program untuk menurunkan angka penyakit malaria adalah program “TEMPO KAS TUNTAS” (singkatan dari Tanggulangi Eliminasi Malaria melalui Periksa darah, Obati dan awasi Kepatuhan pengobatan Sampai Tuntas).

Inovasi program Tempo Kas Tuntas ini dilakukan dengan cara mengeliminasi malaria melalui pemeriksaan dini serta pemantauan kepatuhan pengobatan sampai tuntas dan adanya strategi merapikan data kasus malaria yang diduga terjadi duplikasi.

“Kita sudah mulai dua bulan terakhir. Kami juga membangun sistem join kerjasama antara Puskesmas bersama kader malaria untuk pembentukan kepatuhan pengobatan (malaria), kemudian yang berikutnya adalah pemeriksaan darah, kami menggunakan cara mobile atau pojok malaria. Jadi masyarakat setelah melakukan tes bisa langsung pulang, hasilnya kita kirim melalui pesan WhatsApp,” ungkapnya.

Untuk pojok malaria, apabila pasien terbukti terkapar penyakit malaria, maka petugas akan mengirimkan obat ke rumah pasien. Program ini menggunakan kartu identitas KTP sehingga lengkap dengan alamat pasien.

Dengan KTP ini dapat menekan angka malaria, dimana saat pihaknya melakukan langkah verifikasi data dan ditemukan pasien menderita penyakit malaria yang tadinya berobat di Puskesmas, karena malaria merupakan penyakit kambuh, sehingga saat pasien kambuh di bulan yang sama pasien melakukan pemeriksaan di Faskes lainnya, dan terjadi penambahan kasus dengan orang yang sama di bulan yang sama.

“Nah orang kalau malaria bisa pergi ke Faskes mana saja, kita coba mengontrol data ini dan setelah diverifikasi ternyata terjadi duplikasi yang sangat banyak. Saya sudah meminta untuk mulai menerapkan penggunaan KTP supaya kita juga bisa mengukur dari orang yang punya KTP, sehingga saat orang yang sama terkena malaria di bulan yang sama maka jelas pasien tersebut tidak patuh minum obat dan jelas angkanya akan turun karena pasien yang sama,” tuturnya.

Setelah dilakukan validasi data ini, pihaknya ternyata menemukan penurunan angka malaria dari yang 400 kasus bisa turun 100 kasus, sebab kasus yang ditemui merupakan kasus malaria dengan pasien yang sama.

“Saya berharap program ini bisa menekan penurunan angka malaria di Mimika, sesuai permintaan Bapak Presiden Jokowi, yang mana tahun 2030 di Mimika zero malaria. Ini sudah 2024, saya yakin kita bisa lakukan eliminasi di tahun 2026 kalau program ini jalan dan masyarakat sadar,” pungkasnya.

Penulis: Evita

Editor: Jimmy