SALAM PAPUA (TIMIKA) - 10 Nelayan yang berasal dari
Kampung Nayaro dan Suku Kamoro mengikuti pelatihan pembuatan perahu fiberglass
yang yang berlangsung di Bobaigo Keuskupan Timika.
Pelatihan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan keterampilan
usaha nelayan masyarakat, pelatihan ini juga menggunakan dana Pemerintah
Kampung Nayaro bekerja sama dengan Koperasi Maria Bintang Laut (KMBL) Keuskupan
Timika serta Program Pronomi PT Freeport Indonesia (PTFI) III, yang dilaksanakan
pada tanggal 11-17 Maret 2024.
Pelatihan yang diselenggarakan secara teori dan praktik ini
mengundang narasumber dari KMBL Keuskupan Timika, Yohanes Tandeku sebagai
Praktisi Fiberglass.
Kepala Kampung Nayaro, Constant Tumuka mengungkapkan,
pelatihan ini mengunakan dana Kampung tahun 2023, sehingga diharapkan tidak
hanya dapat meningkatkan keterampilan nelayan kecil saja tetapi juga ke depan
dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan kecil melalui penumbuhan dan
pengembangan ekonomi masyarakat, mengingat potensi pasar dalam hasil ikan di
Kabupaten Mimika sangat besar.
"Saya berharap pelatihan ini diikuti dengan sungguh-sungguh
agar kita dapat menikmati hasil dari pelatihan ini. Ke depannya saya harap bisa
dilanjutkan secara berkala sampai masyarakat bisa membuat perahu fiber sendiri.
Hal ini sangat bermanfaat untuk kita semua (masyarakat Kampung Nayaro),”
ujarnya saat pembukaan pelatihan, Senin (11/3/2024).
Sementara Ketua Koperasi Maria Bintang Laut, Benyamin Meo menyampaikan
terima kasihnya kepada pihak pemerintah kampung Nayaro yang telah berkolaborasi
bersama pihak Kuskupan Timika dan PTFI.
"Pelatihan ini bukan yang pertama kali dilakukan namun
sudah yang ketiga kalinya, jadi kami berharap masyarakat bisa memanfaatkan
program pelatihan ini semaksimal mungkin,” ujarnya.
Menurutnya, pembuatan perahu fiberglass lebih ekonomis
dibandingkan pembuatan perahu kayu, sebab saat ini untuk mencari bahan baku
kayu yang bagus sangat susah, sehingga perahu fiber dapat menjadi solusi.
“Perahu fiber ini solusi dari susahnya nelayan mencari kayu
untuk digunakan membuat perahu kayu, jadi perahu fiber ini sesuai dengan
kebutuhan nelayan, karena dapat dibuat sendiri,” ungkapnya.
Sedangkan mewakili manajemen PTFI, Staff Coastal - HAD, Leo
Ciptono juga mengucapkan terima kasih atas terjalinnya kolaborasi program
antara pemerintah kampung, Keuskupan Timika dan PTFI, yang mana manfaat dari
pelatihan ini sangat besar bagi nelayan kecil.
"Program ini juga bermanfaat untuk penguatan program
ekonomi masyarakat. Di sisi lain kebutuhan masyarakat berupa perahu fiber dapat
terpenuhi,” ujarnya.
Penulis: Evita
Editor: Jimmy