SALAM PAPUA (TIMIKA) - Petani di Kampung Naena Muktipura, SP6, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, mengeluhkan banyaknya pangan  yang didatangkan dari luar Timika.

Ketua Kelompok Tani Jaya, Sugiyanto mengungkapkan bahwa beberapa pangan yang sering didatangkan dari luar Timika adalah tomat dan cabai, padahal hasil panen tomat dan cabai petani lokal sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Mimika. Hal itu tentunya membuat anjloknya penghasilan dan semangat petani lokal.

"Itu yang kita sesalkan saat ini, karena banyak pangan yang didatangkan dari luar seperti dari Makassar, Bitung dan Merauke. Hal seperti itu yang membuat petani lokal jatuh," ungkap Sugiyanto saat ditemui di kediamannya di RW 01/RT 04, SP6, Kamis (18/4/2024).

Menurut Sugiyanto, harga pangan petani lokal selalu diperhitungkan dengan biaya pengolahan lahan, perawatan, pupuk, obat-obatan dan biaya tenaga panen.

Biaya tenaga panen cabai Rp 150.000 per-orang, makanya itu juga yang menjadi pertimbangan petani menaikan harga cabai. Sebab kalau harga jual cabai ke pedagang hanya Rp 25.000 perkilo, berarti para petani tidak bisa lagi beli obat, pupuk dan biaya lainnya.

"Di samping itu, terkadang kami jual tomat Rp 30 ribu perkilo sehingga para pedagang merasa itu mahal dan mendatangkan tomat dari luar. Padahal harga itu sesuai dengan biaya yang kami keluarkan juga. Harga pupuk non subsidi sangat mahal dan bervariasi, mulai dari Rp 900.000, Rp 950.000, bahkan sampai Rp 1.000.000 untuk ukuran 50 kg. Adapun pupuk subsidi, tetapi sangat jarang dan sangat sedikit untuk masing-masing petani," katanya.

Atas persoalan ini, diharapkan adanya upaya dari Pemkab Mimika melalui dinas terkait agar membatasi pasokan pangan dari luar Timika. Pemkab Mimika juga diharapkan intens memantau persediaan pangan yang ada di semua petani lokal.

"Kita harapkan supaya pemerintah melalui dinas terkait selalu pantau persediaan pangan dan harus berani membatasi pasokan pangan dari luar. Hasil panen kami sangat mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Mimika," pesannya.

Penulis: Acik

Editor: Jimmy