SALAM PAPUA (TIMIKA) - Apabila kamu mengidap alergi selain alergi makanan, peluang kamu untuk terkena alergi makanan lebih besar dibandingkan orang-orang yang belum pernah memiliki alergi apa pun. Selain itu, jika kamu memiliki riwayat penyakit asma, risiko terkena alergi makanan juga lebih tinggi karena kedua kondisi ini cenderung timbul secara bersamaan.

Walaupun alergi makanan cenderung hilang saat seseorang berangsur dewasa, dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa kembali muncul saat mereka dewasa. Terutama pada pengidap alergi udang, lobster, dan kepiting, atau pengidap alergi yang sering mengalami reaksi yang parah dan bisa saja menetap seumur hidup. Untuk mengatasi dan menghindari alergi makanan, sebuah upaya perlu kamu lakukan agar alergi tidak muncul lagi. Berikut caranya:

Jauhkan Makanan Pemicu Alergi dari Dapur

Jika alergi yang kamu alami disebabkan oleh makanan tertentu, jauhkanlah seluruh produk yang mengandung makanan tersebut dari rumah kamu. Langkah ini setidaknya dapat meminimalisir risiko kamu mengonsumsi makanan penyebab reaksi alergi.

Teliti Membaca Label Produk Makanan

Begitu banyak pemicu alergi yang terkandung dalam makanan sehari-hari, bahkan vitamin. Jadi, kamu harus mencari tahu produk apa saja yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Bacalah label makanan dan produk untuk mengetahui apakah ada kandungan bahan pemicu alergi di dalamnya. Terkait hal tersebut, Amerika Serikat bahkan mewajibkan produsen makanan untuk mencantumkan 8 bahan makanan yang paling sering memicu alergi dalam istilah lazim pada kemasannya.

Simpan Makanan yang Aman Dikonsumsi di Dapur

Walaupun kamu harus menjauhkan banyak makanan kesukaan dari dapur karena alergi, sebagai gantinya kamu dapat menyimpan makanan lain yang tidak mengandung pemicu alergi di dapur. Menyimpan makanan bebas pemicu alergi dalam berbagai pilihan dapat meminimalisir risiko kamu memasak makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi.

Selain itu, gunakan makanan lain untuk menggantikan pemicu alergi. Misalnya, kamu dapat menggunakan susu oat atau susu beras sebagai pengganti produk olahan susu, tepung beras, atau produk olahan jagung untuk mengatasi alergi gandum, gom xanthan sebagai pengganti telur, biji labu atau biji bunga matahari panggang sebagai pengganti kacang tanah atau kacang pohon.

Buat Jadwal Menu Makanan

Memasak sendiri adalah cara yang aman untuk meminimalisir risiko kamu mengonsumsi makanan pemicu alergi. Membuat jadwal menu makanan bahkan mungkin tidak hanya dapat mencegah reaksi alergi, tetapi juga memastikan tubuh kamu mendapatkan cukup vitamin dan nutrisi agar tetap sehat.

Buatlah jadwal makanan seminggu sekali. Berikan perhatian lebih pada makanan yang tidak kamu makan di rumah, seperti makan siang. Siapkan bekal makan siang atau makanan lainnya jika kamu suka.

Apabila alergi makanan kamu berat, kamu mungkin perlu memberikan perhatian khusus untuk memastikan tidak ada bahan pemicu alergi di dalam dan di dekat makanan kamu. Bagi sebagian orang, berdekatan dengan bahan pemicunya saja dapat menyebabkan alergi.

Alergi Makanan Tidak Dapat Dihilangkan

Ternyata tidak ada obat yang dapat menyembuhkan alergi makanan. Tujuan pemberian obat di sini adalah untuk meredakan reaksi alergi yang muncul. Karena itu, sebaiknya jika pengidap alergi makanan mengetahui dan menghindari makanan-makanan yang dapat memicu alergi pada dirinya.

Berdasarkan tingkat keparahan gejala, ada dua jenis obat yang umumnya digunakan. Pertama adalah obat-obatan antihistamin. Obat ini digunakan untuk meredakan reaksi alergi atau gejala alergi yang masih tergolong ringan hingga menengah.

Jika kamu atau anak kamu mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi suatu makanan, sebaiknya segera lakukan tanya jawab dengan dokter. (Halodoc)

Editor: Sianturi