SALAM PAPUA (TIMIKA) - Pabrik Semen Keramik dan Capex
yang akan dibangun oleh PT Honay Ajkwa Lorentz akan merekrut 80 persen tenaga
Orang Asli Papua (OAP).
Direktur PT Honay Ajkwa Lorentz, Fenty Widyawati menegaskan
bahwa pembangunan Pabrik semen di Timika merupakan upaya untuk menyerap tenaga
kerja, bahkan dapat meningkatkan perekonomian Papua terlebih khusus di Kabupaten
Mimika. Dengan dibangunnya Pabrik ini, PT Honay Ajkwa Lorentz berkomitmen akan
merekrut tenaga kerja OAP sebanyak 80 persen.
“Pembangunan Pabrik ini kita fokuskan memang untuk
peningkatan ekonomi di Papua, terkhusus kepada masyarakat Gunung yang harga
semennya sangat tinggi. Jelas pembangunan Pabrik ini akan menguntungkan
masyarakat, karena kami akan menyerap 80 persen tenaga OAP,” ujarnya dalam
konferensi pers di Hotel Horison Ultima Timika, Jumat (17/1/2025).
Bahkan kata Fenty, tenaga kerja ini sudah mulai direkrut dan
selama pembangunan berlangsung, pihaknya akan memberikan pelatihan bagi
pekerja, sehingga setelah pembangunan selesai, pekerja siap bekerja.
“Kami akan mengambil anak-anak yang benar-benar mau bekerja
tanpa kita melihat ijazahnya. Sebelum mereka bekerja kita berikan mereka
pelatihan agar mereka bisa bersaing dan melakukan pekerjaannya,” ungkapnya.
Menurut dia, pembangunan Pabrik semen ini akan segera
dilakukan, yang mana pembangunannya diperkirakan akan memakan waktu selama
delapan bulan ke depan, yang akan diawali dengan pembukaan lahan bangunan.
“Saat ini kami fokus pada pembacaan doa dan prosesi Adat
pembangunan yang akan kami lakukan besok. Tentunya besok kami akan melakukan
peletakan batu untuk pembukaan jalan lahan gedung. Dan kami telah perkirakan
pembangunan akan memakan waktu 8 bulan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, produksi dari Pabrik ini akan menghasilkan
21 juta ton semen dan lainnya, sedangkan untuk awal modal yang akan dikeluarkan
PT Honay Ajkwa Lorentz untuk pembangunan Pabrik sebesar Rp 300 Miliar.
“Pembangunan Pabrik ini kami siapkan anggaran Rp 300 Miliar.
Pabrik ini juga akan memproduksi 21 juta ton semen dan akan menjawab kebutuhan
masyarakat Papua,” jelas Fenty.
Saat ditanya terkait izin dan juga PKS bersama PTFI, ia mengaku
bahwa proses perizinan dan PKS bersama PTFI telah dilakukan oleh PT Tambang
Mineral Papua (PTMP). Bahkan perekrutan sub kontraktor juga dilakukan oleh
PTMP, dan untuk hal tersebut akan ia tinjau kembali.
“Melihat permasalahan izin yang terjadi saat ini memang
kewenangan PTMP, namun tentunya kami tidak akan tinggal diam, dan saya akan
kembali meninjau PKS kami bersama PTMP. Kalau memang PTMP tidak mengerjakan
pekerjaannya sesuai PKS, maka akan kami tindaklanjuti semua izin termasuk PKS
bersama PTFI,” tutupnya.
Penulis: Evita
Editor: Jimmy