SALAM PAPUA (TIMIKA) – Sephia Chrisilla Jangkup,
perempuan Suku Amungme ini resmi menjadi dokter perempuan pertama setelah
menyelesaikan kuliah dan pendidikan profesinya di Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Kristen Indonesia (UKI).
Sephia adalah salah satu dari ribuan penerima beasiswa
pendidikan dari PT Freeport Indonesia (PTFI) yang dikelola Yayasan Pemberdayaan
Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK).
Beasiswa pendidikan ini merupakan komitmen dan bukti nyata
PTFI dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sekitar wilayah
operasi perusahaan, khususnya dalam mendukung pendidikan generasi muda Papua
khususnya di Kabupaten Mimika.
Seperti diketahui, YPMAK adalah pengelola Dana Kemitraan PT
Freeport Indonesia untuk masyarakat asli Papua yang berasal dari Suku Amungme
dan Suku Kamoro serta masyarakat asli Papua lainnya.
“Dengan semakin banyaknya mahasiswa dari suku Amungme dan
Kamoro yang menempuh pendidikan kedokteran, harapan untuk meningkatkan kualitas
layanan kesehatan di Kabupaten Mimika semakin besar. Keberadaan dokter dari
suku lokal sangat penting dalam memahami budaya dan kebutuhan masyarakat
setempat, sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih efektif dan relevan,” ujar
Direktur dan Executive Vice President Sustainable Development PTFI, Claus
Wamafma dalam rilis yang diterima salampapua.com, Rabu (15/1/2025).
Claus mengatakan, pencapaian Sephia sebagai dokter perempuan
pertama Suku Amungme adalah sebuah prestasi membanggakan dan menjadi inspirasi
bagi generasi muda di Papua untuk terus mengejar pendidikan tinggi dan
berkontribusi dalam bidang profesional lainnya.
“Sephia adalah contoh nyata bagaimana dukungan pendidikan
dapat mengubah hidup individu dan komunitas,” ujarnya.
Menurut Dia, dengan adanya Sephia dapat menjadi penyemangat
PTFI untuk terus meneguhkan komitmen dalam membangun Papua.
“Ini adalah pelajaran penting bagi siapapun yang ingin
membangun dan memajukan Papua. Tidak ada hasil yang diraih secara instan, untuk
membangun tanah Papua yang kita cintai ini, dibutuhkan komitmen jangka panjang.
Freeport Indonesia telah dan terus melanjutkanpembangunan Papua yang
berkelanjutan,” ungkapnya.
Sementara itu, Sephia mengaku sejak kecil mempunyai motivasi
yang kuat untuk menjadi Dokter. Keinginannya untuk melayani masyarakat di
kampung halamannya Arwanop, mendorongnya untuk memaksimalkan beasiswa PTFI
melalui YPMAK dengan sebaik-baiknya.
“Sejak kecil saya sudah berpegang teguh bahwa sayaharus
menjadi dokter di kemudian hari. Saya berterimakasih kepada PT Freeport
Indonesia, YPMAK, Yayasan Binterbusih, atas dukungan beasiswa ini. Impian masa
kecil saya untuk menjadi dokter terwujud,” ucap Sephia.
Ia juga berpesan kepada adik-adik penerima beasiswa untuk
tetap semangat dan harus mempergunakan kesempatan beasiswa PTFI sebaik-baiknya
untuk menyelesaikan pendidikan dan kembali membangun Mimika.
Untuk diketahui, total beasiswa aktif PTFI melalui YPMAK
pada akhir 2024 mencapai 4.059 siswa, mulai dari pendidikan dasar hingga
perguruan tinggi.
Yayasan didirikan dengan tujuan untuk mendukung pemerintah
mewujudkan kehidupan masyarakat yang sehat, berpendidikan, bersaing dalam
sistem ekonomi modern, dengan tetap melestarikan sumber daya alam, budaya dan
warisan masyarakat asli Papua sesuai kearifan lokal. Selain beasiswa yang sudah
disebutkan diatas, kegiatan YPMAK didalam bidang pendidikan juga berupa
pengelolaan enam asrama untuk kanak-anak Papua dengan total siswa 1.695 di
2024.
Penulis: Evita
Editor: Jimmy