SALAM PAPUA (TIMIKA) - Salah satu pedagang di Pasar Sentral Timika, Mimika, Papua Tengah, Imam mengatakan, harga bawang merah dan bawang putih masih di harga stabil di angka Rp 55 perkilonya.
Meskipun bawang tersebut dikirim dari luar kota, Imam menyebutkan harga dari luar kotapun masih terbilang murah.
“Bawang ini harganya masih stabil, bawang merah dari Bima, sedangkan untuk bawang putih dari Surabaya. Harga kalau dari luar masih terjangkau, yah kita jualnya juga masih stabil,” ujarnya saat ditemui salampapua.com, Sabtu, (8/2/2025).
Namun kata Imam, untuk harga rica kecil dan besar kali ini mengalami kenaikan, rica kecil Rp 70 ribu/kilo dari harga Rp 60 ribu/kilo, sedangkan untuk rica besar Rp 90 ribu/kilo dari harga Rp 70 ribu/kilonya.
“Kalau rica besar dan kecil yang harganya naik, ini juga rica lokal, seperti biasa kalau barang kosong harganya naik,” jelasnya.
Sama halnya dengan Imam, Sri yang juga berjualan di Pasar Sentral Timika menjelaskan, saat ini rica dari luar kota masih kosong, sehingga pedagang hanya menjual rica lokal.
“Untuk bawang memang masih stabil, saya juga belinya dari luar kota, untuk rica yang saat ini memang naik, karena rica ini rica lokal, kalau biasanya rica dari Manado bisa lebih murah,” ucapnya.
Sri juga menambahkan, untuk sayuran masih ada pada harga stabil, seperti kentang Rp 30 ribu/kilo, wortel Rp 25 ribu/kilo dan sawi putih Rp 30 ribu/kilo.
Hanya saja ketimun lokal yang harganya naik dari Rp 5 ribu/kilo naik Rp 10 ribu/kilo. Untuk tomat turun dari harga Rp 70 ribu/kilo saat ini turun Rp 40 ribu/kilo.
“Kalau tomat ini turun Rp 40 ribu/kilo, untuk sawi, kentang dan wortel kita ambil dari luar juga. Untuk terong lokal Rp 18 ribu/kilo, kalau sekarang bunga pepaya naik Rp 80 ribu/kilo, biasanya Rp 50 ribu/kilo,” ungkapnya.
Sri menambahkan, pedagang di Pasar Sentral Timika menjual dagangan sesuai harga uang diterima, dan penjualan di pasar dipantau oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika.
“Kita juga tidak bisa menaikkan harga seenaknya, karena tiap minggu kita dipantau. Kalau harga naik kita harus jelaskan, kenapa naik,” tutupnya.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi