SALAM PAPUA (TIMIKA)- Lanjutan pertandingan WBFC Timika Cup U-16 Tahun 2025 di Lapangan Brigif 20/IJK/3 Kostrad Timika, antara SSB Saireri versus SSB Timika Putra berlangsung seru dan menghibur.
Pertandingan yang dipimpin Wasit Askab PSSI Mimika Yeremias ini sejak awal berjalan dengan ketat. Para pemain SSB Saireri sesekali mengandalkan serangan balik ke jantung pertahanan lawan, namun dapat dipatahkan para pemain belakang Timika Putra.
Tak butuh waktu lama, SSB Timika Putra melalui pemain Arif (12) bisa menjebol gawang Saireri pada menit ke-4. Namun Ernius (7) dari Saireri menbalasnya pada menit ke-14 sehingga skor menjadi 1-1.
Para pemain SSB Timika Putra juga tidak mau ketinggalan sehingga, Revelino (6) pada menit 23 dan 27 berhasil menambah 2 gol yang membuat skor menjadi 3-1 untuk keunggulan SSB Timika Putra, dan bertahan hingga babak pertama usai.
Memasuki babak kedua, saat pertandingan baru berjalan beberapa menit, Revelino langsung mencatatkan nama di papan skor dengan gol ketiganya sehingga skor menjadi 4-1 pada menit ke-36 sehingga dia tercatat menciptakan hattrick alias cetak 3 gol dalam laga ini.
Meski sudah unggul, SSB Timika Putra masih ingin menambah gol, yang dibuktikan oleh Arif Pakage (12) memanfaatkan bola muntahan para pemain belakang Saireri di depan gawang pada menit ke-43 sehingga skor menjadi 5-1.
Hujan gerimis yang sempat mewarnai laga ini menjelang pertengahan babak kedua tidak menyurutkan tempo permainan kedua tim. Bahkan SSB Saireri masih bisa menambah gol kedua oleh pemain nomor 7, Ernius pada menit ke-60 sehingga skor menjadi 2-5.
Namun nenjelang babak kedua berakhir, SSB Timika Putra kembali menambah skor menjadi 6-2 yang dibukukan oleh Timika Putra oleh Damianus (5) menit ke 65.
Mesakh Bonay, Pelatih SSB Saireri usai pertandingan mengatakan merasa bangga dan terharu melihat perjuangan anak didiknya, yang memiliki motivasi yang tinggi untuk berlatih, namun selama ini tidak ada yang perhatikan mereka.
“Saya dengar dari WBFC ambil usia 16, jadi saya berpikir kenapa yang di kota saja. Pesisir juga punya talenta seperti pemain nomor7, Ernius. Dia sampaikan ke saya dengan menangis, tidak punya sepatu, lalu saya belikan sepatu makanya saya terharu,” ujar Mesakh sembari menangis.
Dirinya sebagai pelatih dan manager, juga merasa bangga dan bersyukur karena manajemen WBFC sudah bisa melihat bibit-bibit yang ada di Papua dan bisa mengambil.
“Kami sebenarnya mampu tapi tidak punya lapangan, makanya pemerintah bisa menyediakan lapangan, maka kita pasti bisa mendapatkan bibit-bibit terbaik di lapangan. Makanya anak-anak saya di Saireri ini meski banyak kekurangan di lapangan saya tetap mendukung. Soal kalah itu nomor 2, tapi bagaimana bakti, talenta anak-anak bisa dikeluarkan saat bermain,” ujar Mesakh.
Menurutnya, kesempatan dan motivasi yang harus betul-betul dikembangkan anak-anak Papua. Anak-anak ini harus dirangkul bahkan di area pesisir masih banyak bakat-bakat anak Papua yang belum disentuh dalam bermain bola.
Selain melatih Saireri, dirinya juga sambung Mesakh memiliki SSB Askamor singkatan dari Asmat, Amungme, Kamoro dan ada di Poumako juga.
“Kasihan ke bawah jarak jauh, jadi saya bagi waktu jemput dan antar mereka dengan mobil DAMRI. Saya bersyukur dalam situasi begini, DAMRI mengerti sehingga saya bisa urus anak-anak,” papar pria yang berprofesi sebagai sopir di DAMRI ini.
Dia berharap kepada pemerintah agar membangunkan mereka lapangan sepak bola untuk anak-anak di pesisir, sehinggga pemerintah jangan hanya fokus di kota, sebab di pesisir banyak anak berbakat yang membutuhkan perhatian dan pembinaan.
“Saya sudah bilang ke pemerintah, kalau mau bantu saya sudah sediakan tanah saya 2 hektar untuk bangun lapangan. Namun selama ini belum ada yang membantu, dan tanah itu ada di dekat Kompi C. Saya relakan tanah itu dan sudah pernah ajukan dalam bentuk proposal namun belum pernah direspon,” imbuhnya.
Penulis/Editor: Sianturi