SALAM PAPUA (TIMIKA)- Tidak mau mengulangi kekalahan pada pertandingan perdana melawan SSB PPLD Timika pada pertandingan perdana, para punggawa Papua Football Academy PT Freeport Indonesia mengamuk, dengan menggelontorkan 8 gol ke gawang SSB MTC Nabire tanpa balas pada pertandingan keduanya di Lapangan Sepakbola Brigif 20/IJK/3/Kostrad di Kilometer 14, Rabu (19/02/2025).

Pertandingan ini sejak awal memang berlangsung dalam tempo dan tensi yang tinggi, karena kedua tim yang memiliki postur merata ini, menunjukkan permainan cepat dari kaki ke kaki, dan saling adu serangan dan taktik.

Para pemain SSB PFA tidak butuh waktu lama untuk merobek jala gawang MTC Nabire yang dijaga Nur Ally Rayaly. Pertandingan baru masuk menit ke-4, satu tendangan pemain PFA, Dolvi Salossa (16) bersarang di gawang MTC Nabire yang dilatih Antonius Sampe. Demikian juga pada menit pada menit ke-13 oleh Juan Yom (7), menit 19 oleh Yance Imbiri (8) sehingga kedudukan sementara 3-0.

Sebenarnya permainan yang ditunjukkan oleh MTC Nabire yang dikapteni Natanael Matius Ansanay sudah sangat gigih memperjuangkan area permainnnya, namun lagi-lagi para pemain PFA menunjukkan permainan yang lebih baik dan tidak membiarkan bola berhenti. Hasilnya, pada menit 24, satu gol kembali tercipta oleh Jufri Kogoya (11) disusul kembali oleh Yance Imbiri pada menit ke-33, Edo Kbarek (24) pada menit ke-36.

Memasuki babak kedua gol ke-7 kembali tercipta oleh Dolvi Salossa pada menit ke-46 dan gol kedelapan bagi PFA pada menit akhir pertandingan, sehingga skor 8-0 untuk PFA bertahan hingga wasit Yeremis meniup peluit pertanda pertandingan usai.

Pelatih SSB PFA, Ardiles Rumbiak usai pertandingan mengatakan, para anak asuhnya yang masih usia muda yang paling penting adalah mampu menjalankan fair play dengan baik, bisa respect dan menunjukkan permainan dengan baik dari awal sampai akhir.

“Harapan kita mereka terus berkembang dalam sepak bola dengan karakter yang baik, terutama dalam sebuah pertandingan dimana mereka bermain terus menerus dengan pada kelompok usia yang lebih tua di atas mereka. Kita juga dalam proses belajar, supaya bisa naik level dan juga bisa selalu memperbaiki kekurangan dari pertandingan sebelumnya,” ujar Ardiles.

Terkait adanya Tim Talent Scouting oleh Tim WBFC Timika, Ardiles mengatakan bahwa setelah anak asuhnya selesai dari PFA, pihaknya memberikan kesempatan kepada akademi-akademi di luar Papua untuk bisa melihat bakat yang ada di PFA. Tapi sekali lagi itu bukan keputusan saya, namun keputusan manajemen karena ada hal-hal yang harus dipertimbangkan sesuai kesepakatan bersama.

“Saya berharap kompetisi ini bisa berlanjut dan kalau bisa setahun 2-3 kali. Dan ini sangat berpengaruh dengan antusias terutama mempengaruhi pembinaan di Kota Timika, karena di Timika kita tahu sangat jarang kompetisi usia muda. Kita juga berterima kasih kepada WBFC yang bisa menyelenggarakan kompetisi ini dan juga dukungan dari semua pihak,” ujar Ardiles.

Sementara itu Kapten PFA, Dolvi Salossa mengatakan pertandingan tersebut sangat menarik, karena sebelumnya timnya kalah dari tim lain. 

“Bagi saya lawan bermain sangat baik sehingga kami bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan pada pertandingan sebelumnya. Kemauan dan semangat menang menjadi penentu kemenangan kami tadi, dan kalau bisa kami menjuarai turnamen ini. Dan kami sudah sangat siap untuk pertandingan berikutnya,” tegas Dolvi, yang mencetak dua gol pada laga tersebut.

Sementara itu Pelatih MTC Nabire, Antonius Sampe mengatakan kekalahan timnya akan menjadi bahan evaluasi, dan pihaknya tidak berkecil hati. Karena tim yang dihadapi adalah tim terlatih dengan fasilitas yang baik sedangkan timnya baru saja terbentuk dan juga baru akan mendirikan akademi sepak bola.

“Ini akan menjadi motivasi bagi anak-anak usia dini. Kalau kita kalah berarti apa yang harus kita buat, ya berlatih dengan baik, semangat dan disiplin,” jelasnya.

Sementara itu Kapten MTC Nabire, Natanael Matius Ansanay menilai permainan lawannya dari PFA sangat bagus, dan kekalahan 0-8 menjadikan dirinya bersama tim akan lebih giat lagi berlatih. 

“Ini jadi evaluasi dan pada pertandingan berikutnya kami bisa bermain lebih baik lagi, dan kami akan habis-habisan pada 3 laga berikut,” jelasnya.

Salah satu kekurangan timnya kata Natanael adalah terbatasnya personel yang hanya membawa 14 orang. Ada rekannya yang sudah cidera dan sesak nafas namun masih tetap bertahan untuk bermain.

Penulis/Editor: Sianturi